REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bupati Sukabumi Marwan Hamami menegaskan kawasan pantai selatan Sukabumi masih aman untuk berwisata karena tidak terkait dengan kejadian tsunami di Selat Sunda.
"Meskipun lokasinya memang berdekatan tetapi tidak terkait dengan perairan laut selatan," katanya di Sukabumi, Senin (24/12).
Ia mengatakan bencana tsunami di Selat Sunda tersebut bukan diakibatkan oleh gempa, tetapi dari aktivitas anak Gunung Krakatau seperti erupsi sehingga mengakibatkan terjadinya longsor yang memicu tsunami.
"Masyarakat dan wisatawan diimbau agar tidak percaya isu atau informasi yang belum tentu kebenarannya (hoaks), karena datangnya gempa tidak bisa diprediksi bahkan hingga kini tidak ada alat yang bisa mendeteksinya," ujarnya.
Pihaknya juga sudah menerjunkan ratusan personel keamanan yang berkoordinasi dengan TNI, Polri serta relawan lainnya untuk mengawasi segala aktivitas di laut. Marwan pun sudah menginstruksikan kepada jajarannya mulai dari kepala desa, camat hingga pejabat teras lainnya agar selalu mengaktifkan alat telekomunikasinya untuk memantau daerahnya masing-masing antisipasi terjadi bencana.
Meski begitu ia mengakui kejadian tsunami di Selat Sunda kemungkinan berdampak pada kunjungan wisatawan ke perairan selatan Sukabumi.
"Sudah ada rombongan yang membatalkan keberangkatan ke Geopark Ciletuh Palabuhanratu khususnya ke lokasi objek wisata pantai selatan. Sehingga bisa dikatakan angka kunjungan pada musim libur Natal dan menjelang Tahun Baru 2019 menurun," katanya.
Sementara, salah seorang pedagang ikan bakar di Pantai Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Yani mengatakan pascatsunami belum berpengaruh terhadap dagangannya.
"Wisatawan memang banyak yang pulang, tetapi musim liburan ini dagangan saya tetap ramai pembeli," ujarnya.
Baca: Wisatawan Hindari Pantai Setelah Tsunami Terjang Banten