Kamis 13 Dec 2018 21:59 WIB

TNI Berencana akan Ambil Alih Pembangunan di Nduga, Papua

Pembukaan akses daerah terisolir itu akan dilakukan oleh TNI dari zeni tempur.

Prajurit TNI mengangkat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tiba di Landasan Udara Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (7/12). Sebanyak 16  jenazah korban penembakan KKB di Nduga dipulangkan dan  diserahterimakan kepada pihak keluarga.
Foto: Abriawan Abhe/Antara
Prajurit TNI mengangkat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tiba di Landasan Udara Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (7/12). Sebanyak 16 jenazah korban penembakan KKB di Nduga dipulangkan dan diserahterimakan kepada pihak keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- TNI berencana mengambil alih pembangunan jalan Trans Papua serta jembatan di lokasi pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yal dan Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Danrem 172/PWY Jonathan B Parluhutan di Yonif 756 Wimane Sili Jayawijaya, Kamis, mengatakan, terkait rencana itu untuk sementara masih dalam tahap komunikasi dengan Mabes TNI.

Menurut Jonathan, sebelumnya ada instruksi dari pimpinan untuk melanjutkan pengerjaan jalan dan jembatan yang terhenti pascapenembakan belasan pekerja oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pembukaan akses daerah terisolir itu akan dilakukan oleh TNI dari zeni tempur.

"Mungkin satu dua minggu ke depan sudah masuk personel ke sana, dan kemungkinan minggu depan sudah mulai mendorong alat-alat ke lokasi. Paling lambat tiga minggu ke depan sudah mulai bekerja," katanya.

Baca juga, Pembantaian Nduga, Teroris di Tanah Papua.

Pihak TNI juga membangun koordinasi dengan balai jalan agar pemenuhan infrastruktur Papua sesuai instruksi Presiden bisa terus dilakukan   "Apapun yang terjadi, kita harus tuntaskan pembangunan infrastruktur karena itu yang bisa kita lakukan untuk memajukan untuk daerah terpencil di Papua," katanya.

Danrem 172/PWY belum mengetahui pasti jumlah personel yang nantinya ditempatkan di sana. Namun diperkirakan jumlah di atas 500 orang, dan ditambah pasukan pengamanan.

"Intinya TNI siap kerjakan itu karena tugas kita untuk bagaimana caranya masyarakat di Papua, sehingga wilayah terpencil bisa merasakan sentuhan pembangunan pemerintah, karena itu sudah komitmen pemerintah dan TNI/Polri siap, bila perlu korbankan jiwa dan raga kita lakukan untuk membangun Papua," katanya.

Sebelumnya Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XVIII Jayapura Osman Marbun mengatakan pengerjaan jalan tetap dilanjutkan oleh TNI.  Marbun mengatakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelanjutan pembangunan jalan Trans Papua itu masih dipersiapkan.  "Misalnya dari Zipur mereka pun harus mempersiapkan dahulu pengiriman personelnya maupun mobilisasi alat dan sebagainya," katanya.

Sejauh ini pengerjaan 14 jembatan untuk empat tahun anggaran di wilayah itu sudah mencapai 72 persen.  "Tahun ini saja sudah 72 persen, jadi lanjutannya lagi di 2019 akan diselesaikan dengan melibatkan TNI," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement