REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — TNI membantah disebut melakukan kekerasan dan melakukan melukai warga sipil Papua. Menurut TNI, justru KKSB yang dalam setiap serangannya tidak pernah memandang apakah warga sipil atau bukan tetap dihajar.
“Itu diputar balikkan bahwa TNI yang melakukan kekerasan terhadap rakyat (padahal) dia (KKSB) yang melakukan itu, diputar balikkan,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf Mohammad Aidi kepada Republika.co.id, Kamis (8/3).
Aidi mengatakan bahwa peristiwa dari rentetan panjang pada awal Pilkada lalu terjadi pembantaian terhadap warga sipil di kenyam. Termasuk penambakan terhadap pesawat yang masuk.
“Semua dilakukan oleh kelompok yang sama, Egianus Kagoya,” kata Aidi
Selanjutnya kata Aidi, beberapa bulan kemudian atau sekitar Oktober terjadi pemerkosaan dan penganiayaan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Mapenduma, Kabupaten Nduga. Sehingga sampai saat ini tidak ada lagi guru maupun tenaga kesehatan dan masyarakat yang masuk ke pedalaman Nduga.
Kemudian masih hangat juga perihal penyekapan dan pembantaian terhadap para pekerja pembangunan jembatan transpapua. Puluhan karyawan PT Istaka Karya menjadi korban pembantaian saat melakukan pembangunan jembatan Yigi Kabupaten Nduga, Papua.
“Dari rentean peristiwa itu menyebabkan trauma masyarakat, banyak masyarakat yang mengungsi keluar dari kampung, ada juga indikator yang mengatakan bahwa masyarakat dipaksa untuk mengunci dijadikan sebagai tameng oleh KKSB,” kata Aidi.
KKSB menurut Aidi, selalu menggunakan rakyat sebagai tameng. Begitu TNI bergerak kata dia, maka seluruh tuduhan kejahatan kemanusiaan akan dilimpahkan kepada TNI.
“TNI bergerak sedikit kita dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan, tindakan kekerasan terhadap rakyat padahal yang melakukan tindak kekerasan terhadap rakyat ya mereka,” jelasnya.
Saat ini tambahnya, hampir 90 persen masyarakat yang mengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka baru kembali setelah sebelumnya TNI melakukan imbauan kepada masyarakat yang tengah ketakutan itu.
“Bahkan masyarakat yang tadinya mengunci dan kembali ke kampung mendapatkan bantuan dari aparat, baik TKI Polri maupun dari Pemda, bantuan layanan kesehatan, sembako dan pelayanan lainnya,” ungkapnya.
“Jadi isu yang dikembangkan bahwa kita melakukan kekerasan terhadap rakyat, dialah (KKSB) yang melakukan kekerasan terjadap rakyat tapi diputar balikkan, mereka (KKSB) tidak melihat warga sipil atau bukan, dia babat habis semuanya. Pesawat yang mau menyalurkan logistik juga ditembaki,” sambungnya.