Senin 10 Dec 2018 10:00 WIB

Bantahan Aparat ada Korban Jiwa Saat Evakuasi di Nduga

Pihak keamanan menyebut sebagian warga yang mengungsi sudah kembali pulang.

Rep: Febrianto Adi Saputro/Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah pihak di Kabupaten Nduga, Papua, menyebut ada korban jiwa dalam upaya evakuasi aparat keamanan terhadap korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB)/Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka yang disebut tewas adalah warga sipil yang tak terkait dengan KKSB.

Informasi itu disebutkan oleh Ketua Sinode Gereja Kingmi Benny Giay. Di mana, dia menyebut dua jemaatnya menjadi korban penembakan oleh pasukan TNI pascainsiden tewasnya pekerja PT Istaka Karya pada Ahad (2/12) lalu. Dua jemaat tersebut bernama Hofni Kogoya dan Yulius Tabuni.

"Mereka ditembak di gereja saat beribadah tanggal 4 Desember lalu," kata Benny saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/12).

Keduanya diketahui pengurus jemaat yang menyiapkan kegiatan ibadah di hari Ahad. Selain itu korban juga biasa merupakan pengurus keuangan untuk pembangunan gereja.

Selain itu ada juga Rabu Gwijangge (49 tahun) pengurus gereja Nirigibirik, dan Keri Gwijangge (27 tahun) pengurus jemaat Wiridlak klasis Yigi. Ia menduga penembakan tersebut merupakan bagian upaya penyisiran yang dilakukan aparat keamanan dalam memburu KKSB/OPM.

"Saya kira itu penyisiran, jadi ini memang terjadi penyisiran penembakan yang tadi, kemudian saya kira juga mereka mengorek informasi dari warga untuk mencari dimana keberadaan OPM, itu yang terjadi," jelasnya.

Ia mengatakan aparat tidak bisa membedakan mana warga biasa dan mana yang bagian dari KKSB/OPM. Ia menambahkan saat ini beberapa warga diketahui mengungsi ke hutan di Puncak Jaya.

Informasi mirip juga disebutkan oleh Tokoh pemuda Papua, Samuel Tabuni.  “Dua di Mbua, dua di Yigi, Semuanya keluarga dekat saya. Mereka ditembak aparat keamanan saat aparat lakukan proses evakuasi. Satu di Mbua itu paman saya. Dia majelis gereja, namanya Yulianus Tabuni,” kata Samuel Tabuni.

Imbasnya, masyarakat di Mbua, Yall, dan Yigi saat ini sudah mengungsi ke hutan-hutan. Menurutnya banyaknya warga yang mengungsi tersebut bisa membuat korban bertambah lagi karena kekurangan makanan atau masalah kesehatan selama mengungsi.

Baca juga: Jejak Sensen si Pengaku Rasul

Baca juga: Tiga Manfaat Besar Baca Surah al-Ikhlas, Bagaimana Caranya?

Ia mengungkapkan, informasi tewasnya warga sipil tersebut ia peroleh  dari keluarganya sendiri, sehingga dirinya yakin informasi tersebut benar. Jika ada informasi tentang korban sipil lainnya selain empat orang yang diketahuinya, ia mengatakan belum bisa memastikannya.

Samuel menambahkan bahwa keluarganya mengatakan beberapa pendeta dipaksa oleh aparat keamanan sebagai penunjuk jalan dalam operasi pengejaran kelompok bersenjata yang mengklaim diri sebagai pelaku serangan terhadap karyawan PT Istaka Karya. Sedangkan mengenai informasi serangan dari udara yang beredar belakangan ini, Samuel berkata informasi itu belum bisa dikonfirmasi.

“Akses informasi maupun transportasi ke Nduga saat ini memang sulit. Jadi kita belum bisa memverifikasi setiap informasi yang kita dapat,” sambung Samuel. 

Terkait informasi itu, Polda Papua menyatakan belum ada laporan adanya empat warga sipil yang meninggal saat proses evakuasi masyarakat dan kontak bersenjata di Distrik Yigi Nduga Papua. "Belum ada laporan baik dari masyarakat atau anggota yg ada di lapangan," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat dikonfirmasi, Senin (10/12).

Kamal mengatakan, tim gabungan TNI-Polri tetap fokus melakukan upaya evakuasi para korban dalam konflik bersenjata dengan kelompok bersenjata. Tim gabungan sedang melakukan pencarian terhadap lima korban serta memburu anggota-anggota kelompom bersenjata.

"Saat ini kami konsentrasi pencarian terhadap lima korban dan mencari KKB (kelompok kriminal bersenjata)," kata Kamal menambahkan.

Bantahan serupa disampaikan oleh Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Infantri Candra Dianto. Dia menyebut,  hingga kini belum diterima adanya korban jiwa dari masyarakat sipil atas kehadiran aparat TNI bersama Polri. "Sementara tidak ada korban dari masyarakat. Kecuali yang korban pembantaian yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata," katanya.

Candra memastikan, tidak ada operasi militer di sana, sehingga warga tidak harus takut terhadap TNI dan Polri. "Di sana tidak ada operasi. Kami hanya melakukan evakuasi dan pencarian korban. Hanya sebatas itu," katanya.

Selain itu, Candra menyebut,   sejumlah warga Kabupaten Nduga, Papua yang sebelumnya mengungsi ke hutan belantara, sudah kembali ke kampung mereka. Ini karena ada jaminan keamanan dari aparat TNI dan Polri.

"Tetapi kemarin tim evakuasi bersama bapak Danrem ada di lokasi sana, kemudian berhasil mengumpulkan dan menurunkan masyarakat yang mengungsi, sehingga mereka kembali ke kampung masing-masing karena mereka merasa ada jaminan keamanan," katanya.

 

Pada pekan lalu,  terjadi pembunuhan sejumlah pekerja PT Istaka Karya proyek pembangunan jalur Transpapua, Distrik Yigi, Nduga, Papua pada Sabtu (1/12) dan Ahad (2/12) lalu. Jumlah yang meninggal berdasarkan infoermasi TNI sebanyak 19 orang.

Selepas insiden itu, Pos TNI Distrik Mbua juga diserang dan seorang anggota TNI meninggal. Kejadian ini pun kemudian ditindaklanjuti TNI-Polri dengan proses pencarian evakuasi dan perburuan anggota kelompok bersenjata pro Papua merdeka.

Baca juga: Bidik Kemenangan, TKN Evaluasi Kampanye di Jabar

Baca juga: PBNU Sesalkan Pernyataan Dubes Saudi Soal Organisasi Sesat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement