Senin 12 Nov 2018 22:27 WIB

Cari CVR Lion Air, KNKT Datangkan Kapal dari Singapura

Kapal tersebut mampu menyedot lumpur, karena diperkiranan CVR terpendam dalam lumpur.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi mendatangkan kapal dari Singapura untuk keperluan pencarian kotak hitam kedua, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR), milik Lion Air JT 610, yang mengalami kecelakaan di perairan Karawang.  Salah satu kemampuan kapal tersebut adalah mampu menyedot lumpur.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan kapal tersebut merupakan kapal yang dilengkapi dengan penyedot lumpur karena diduga CVR terpendam dalam lumpur. "Hari Kamis siap dari Singapura berlayar ke sini. Kapal penyedot sudah ada di sekitar Pulau Seribu," katanya.

Soejanto menuturkan ada banyak kemungkinan selain terpendam dalam lumpur, yaitu alat penangkap sinyal (pinker) terlepas dari CVR karena hantaman yang begitu kuat.  Sebab, Ia sudah menguji coba apabila CVR dipendam dalam lumpur, masih bisa mengeluarkan sinyal.

"Entah tertusuk, sehingga bolong karena impact dan terlepas dari dudukannya, masih banyak kemungkinan saking kencangnya hantaman," katanya.

Kotak hitam, baik itu CVR atau FDR sendiri sudah dirancang sedemikian kuat, yaitu tahan sampai 150 G, tahan di kedalaman hingga 6.000 meter serta tahan dibakar sampai 30 menit.

Untuk menemukan CVR itu, lanjut dia, dibutuhkan alat khusus, yaitu site scan sonar, multi beam, magneto, sub-bottom profiling untuk melacak keberadaan CVR, terutama apabila terpendam dalam lumpur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement