REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Tim DVI Pusdokkes Polri Kombes Lisda Cancer menyebutkan tujuh jenazah yang telah teridentifikasi. Sehingga, total jenazah yang teridentifikasi berjumlah 51 orang.
“Berdasarkan hasil sidang rekonsiliasi, kami berhasil mengidentifikasi tujuh jenazah, sidang cukup alot (karena menjunjung azas ketelitian dalam menentukan), tetapi ini sudah terjadi sejak awal identifikasi,” ujar Lisda dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Rabu (7/11).
Tujuh jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah:
- Kasan (L) 63 tahun, teridentifikasi melalui sidik jari.
- Elim Sutikno (L) 59 tahun, teridentifikasi melalui sidik jari.
- Sahabudin (L) 40 tahun, teridentifikasi melalui sidik jari.
- AKBP Sekar Maulana (L) 45 tahun, teridentifikasi melalui sidik jari.
- Dr Rio Nanda Pratama (L) 26 tahun, teridentifikasi melalui sidik jari.
- Radika Wijaya (L) 4 tahun, teridentifikasi melalui DNA dan medis.
- Rafiza Wijaya (L) 1,9 bukan, teridentifikasi melalui DNA dan medis.
Jangan hentikan
Perwakilan keluarga korban, yakni orang tua dari korban bernama Johan Ramadhan, Dodi Widodo, angkat bicara terkait pencarian korban pesawat jatuh Lion Air. Dodi meminta Basarnas untuk tidak menghentikan pencarian jenazah korban.
“Kalau bisa dianggap mewakili keluarga korban yang belum ditemukan, kami berharap kepada Tim Basarnas dalam hal ini pemerintah yang khusus saya sampaikan ke Pak Jokowi, untuk bisa melanjutkan sampai semua ditemukan. Kami berharap kepada pemerintah mau menetapkan operasi ini dilanjutkan,” ujar Dodi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Rabu (7/11).
Puing pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (7/11).
Air mata kemudian pecah saat Dodi meminta kepada Tim Basarnas mengizinkan mereka untuk mengebumikan jenazah keluarga mereka untuk terakhir kali dengan layak. Sebab, jumlah jenazah yang baru teridentifikasi sebanyak 51 jenazah, sementara 138 korban lainnya masih belum diketahu keberadaan dan kondisi jenazahnya.
“Saya tidak memikirkan yang lain dulu, tetapi paling tidak jenazah itu bisa ditemukan dan kami bisa dikasih kesempatan untuk mengurus jenazah keluarga kami, sebagai tanggung jawab kami sebagai keluarga, untuk bisa terakhir kali mengebumikan di tempat yang kami inginkan,” kata Dodi dengan air matanya mulai menetes.
Keluarga korban yang jenazah keluarganya belum ditemukan menginginkan agar Presiden Joko Widodo mendengarkan permintaan mereka. Namun, ia mengungkapkan terima kasih kepada tim yang selama ini telah berhasil menemukan sejumlah jenazah.
Tidak lupa kepada salah satu penyelam yang harus gugur dalam pencarian, pihak keluarga korban akan selalu mengingat petugas tersebut sebagai seorang pahlawan bagi mereka semua. “Sekali lagi kami memohon untuk melanjutkan operasi ini hingga tuntas semua, minimal sampai DVI-nya sudah tahu dan posisi kami di mana, sekali lagi kami mohon Pak Presiden," kata dia.
"Tidak lupa kepada Tim Basarnas kami tetap support bapak-bapak, polisi, Basarnas dan tim terkait kami ucapkan terima kasih banyak,” kata Dodi dan enggan menjawab pertanyaan awak media usai memberikan keterangannya.