Selasa 30 Oct 2018 19:53 WIB

Data Antemortem Korban Lion Air JT 610 Mencapai 185 Buah

Sementara untuk pemeriksaan DNA sudah terkumpul sekitar 70-an.

Sebanyak 2 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tiba di Rumah Sakit (RS) Polri, Selasa (30/10), Jakarta.
Foto: dok. Istimewa
Sebanyak 2 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tiba di Rumah Sakit (RS) Polri, Selasa (30/10), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Musyafak mengatakan, hingga saat ini data antemortem yang telah diterima dari keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 sudah mencapai 185 buah. Sementara untuk pemeriksaan DNA sudah terkumpul sekitar 70-an.

"Masih berlangsung proses pengambilannya," ujar Kombes Musyafak.

Kombes Musyafak menambahkan ada beberapa dari keluarga korban yang tidak dapat hadir ke posko antemortem RS Polri Kramat Jati. "Ketika (keluarga) tidak bisa datang kesini, bisa kita ambil ke sana. Kalau keluarganya tidak bisa ke posko, kita yang datang," ujarnya.

Sementara untuk proses identifikasi dengan pemeriksaan DNA, Kombes Musyafak menegaskan paling cepat pihaknya dapat memberikan hasil dalam empat hingga lima hari kedepan. "Nanti setiap hari kita laksanakan rekonsiliasi, pencocokan di kamar jenazah dengan data antemortem yang kita dapatkan, dan kalau ada yang match segera kita rilis disertai sertifikat kematian," katanya.

Baca juga: Polri: Identifikasi Korban Lion Air JT-610 Perlu Waktu

Polri tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses identifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Sejak Senin (30/10) kemarin, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengumpulkan data ante mortem dari para keluarga korban, hingga post mortem dari jenazah korban yang berdatangan.

"Ini mohon waktu masih dilakukan, masih proses, kareana memang mungkin yang ditemukan sudah dalam kondisi tidak utuh dan di dalam air. Itu agak memerlukan waktu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/10).

Setyo mengakui, pihaknya tidak bisa memastikan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi jenazah. Pasalnya, dengan kondisi korban yang sudah tidak menyatu, maka akan sulit dikenali secara visual. "Itu tidak bisa dipastikan ya, relatif," ujar Setyo.

Setyo menambahkan, opsi lain untuk mengidentifikasi jenazah adalah dengan opsi tes DNA. Itupun bila data sudah didapatkan secara komplit.  Hingga saat ini, Setyo mengaku belum mengetahui jumlah jenazah yang masuk ke RS Polri untuk diidentifikasi. Paslanya, kondisi jenazah sulit untuk ditentukan jumlahnya karena berupa potongan.

"Jumlah kantong tidak bisa dipastikan itu jumlah korbannya berapa . Nanti tunggu sampai ada identifikasi yang jelas," ujar Jenderal bintang dua ini.

Sementara itu, data ante mortem dari pihak keluarga, berdasarkan laporan sementara hingga Selasa pagi  berjumlah sekitar 151 korban penumpang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement