REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, masih enggan mengungkapkan detail sosok yang akan menjadi ketua TKN. Namun, ia membenarkan nama tersebut salah satu dari yang sering beredar di media.
"Sosok yang sudah dikenal, termasuk nama-nama yang sudah beredar itu," kata Hasto saat ditemui di posko pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9).
Meskipun demikian, Hasto mengatakan, saat ini pihaknya sudah menghubungi orang tersebut. Ia juga mengungkapkan orang tersebut sudah memberikan persetujuannya ketika diminta menjadi ketua TKN Jokowi-Ma'ruf.
Orang yang akan menjadi ketua TKN ini, menurut Hasto, adalah orang yang memiliki kreativitas dan kepemimpinan yang tinggi. Sosok tersebut juga telah memiliki pengalaman dan prestasi, baik nasional maupun internasional.
"Sosok yang punya pengalaman dan kepemimpinannya diterima oleh semua. Punya daya terobosan dan kreativitas yang baik," ujar Hasto menjelaskan.
Saat ini, kata Hasto, tim TKN yang telah terbentuk sudah menyiapkan sistem, prosedur, dan program yang akan dilakukan selama kampanye. Namun, tugas Ketua TKN adalah mempertajam persiapan-persiapan tersebut sehingga berhasil menjadikan kampanye yang baik.
Terkait waktu dan tempat pengumuman ketua TKN masih dikoordinasikan. Hingga saat ini, Hasto belum bisa memastikan hal tersebut, tetapi ia menegaskan hari ini akan diumumkan siapa yang akan memimpin tim kampanye Presiden ini.
Baca juga: Ini Figur Ketua Timses yang Diperlukan Jokowi
Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai perlu sosok yang mampu lebih merangkul umat Islam sebagai ketua tim kampanye. Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai, di mata masyarakat, perilaku Jokowi sudah mencerminkan milenial.
Menurutnya, aksi Jokowi dalam perhelatan Asian Games hingga kebiasaannya mengundang tokoh-tokoh muda ke istana sudah ditangkap masyarakat sebagai sosok yang mempunyai jiwa milenial. Sebab itu, menurut Rico, untuk sosok ketua timses, Jokowi-Ma’ruf dinilai lebih tepat menempatkan figur yang mempunyai kemampuan untuk menjadi penengah dan menjalin hubungan lebih dekat antara Jokowi dan umat Islam.
Hal tersebut, menurut Rico, menjadi sangat penting agar tanggapan Jokowi yang tak ramah terhadap Islam politik dapat ditepis dengan hadirnya figur tersebut. "Bukan milenialnya, tapi figur yang mampu memoderasi tanggapan tentang hubungan Jokowi yang saat ini dianggap tak ramah terhadap Islam politik," ujar Rico kepada Republika.co.id pada Jumat (7/9).