REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa desa di beberapa daerah yaitu Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terisolir setelah diguncang gempa bumi, Ahad (5/8). Daerah-daerah tersebut membutuhkan bantuan mendesak seperti makanan, tenaga medis, terpal, hingga air bersih.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, beberapa desa yang ada di Kecamatan Bayan, Kecamatan Tanjung, dan Kecamatan Kayangan di Lombok Utara seperti Bayan Beleq, Mumbul Sari, Desa Teniga, Desa Tukak Bendu Santong, Desa Salut, Desa Medane, Desa Sambik Elen, hingga Desa Tegal Maja masih terisolir. Bahkan Dusun Sempak belum tersentuh bantuan apapun. Kondisi makin diperparah dengan listrik di Lombok Utara yang masih padam.
"Padahal, desa-desa ini membutuhkan bantuan seperti makanan, air minum, terpal, selimut, air bersih, obat-obatan, dokter, tim medis, hingga penerangan," katanya, Selasa (7/8).
Baca juga: Rumah Lalu Zohri tidak Rusak Diguncang Gempa
Selain itu, ia menyebut di Lombok Barat masih ada Desa Mekar Sari, Desa Kekait, dan Desa Wadon di Kecamatan Gunungsari yang masih terisolir. Bahkan ada satu kampung yang 100 persen tidak bisa ditempati rumahnya dan belum mendapatkan bantuan apapun.
Ia menambahkan, tiga desa ini membutuhkan makanan, tenda termasuk untuk lanjut usia dan balita, terpal, tikar, selimut, obat-obatan, genset. Kemudian di Lombok Timur masih ada Desa Obel-obel di Kecamatan Sambelia, Desa Sajang, Desa Sembalun Lawang, Desa Sembalun Timba Gading, Desa Sembalun Bumbung, dan Desa Bilok Petung yang semuanya berada di Kecamatan Sembalun juga masih terisolir.
Desa Belanting, Desa Dara Kunci, Desa Madayin, dan Desa Bagik Manis di Kecamatan Sambalia juga belum bisa dijangkau. "Desa-desa ini membutuhkan makanan, makanan siap saji, selimut, air mineral, air bersih, mandi cuci kakus (MCK), obat-obatan, tenaga medis, kebutuhan balita, hingga trauma healing," katanya.
Kebutuhan tersebut mendesak untuk dipenuhi apalagi sudah ada pengungsi yang terserang penyakit demam, flu, hingga muntaber. Tak hanya itu, kata dia, pengungsi juga mulai merasakan ketakutan dan trauma gempa atau tertimpa bangunan. Kemudian pengungsi anak-anak mengeluhkan ingin kembali belajar di sekolah karena mulai bosan.