REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto membantah adanya wisatawan mancanegara yang menjadi korban jiwa di kawasan wisata Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. "Tidak ada itu, benar jatuh korban jiwa, tapi bukan wisatawan mancanegara, penduduk dan pekerja lokal," kata Wiranto ketika meninjau di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, Selasa (7/8).
Wiranto menegaskan semua wisatawan, lokal dan asing sudah dievakuasi dengan baik keluar dari tiga pulau tersebut. Dan tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa dari wisatawan asing. "Kan di sana banyak orang, nah yang korban itu adalah penduduk lokal dan orang yang bekerja di sana," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 230 kali gempa susulan pascagempa bumi 7,0 SR yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Ahad (5/8). Informasi dari Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tjatmiko yang diterima di Jakarta, Selasa, dari 230 kali gempa susulan yang terjadi hingga Selasa, pukul 07.00 WITA. Tercatat ada 16 kali gempa yang dirasakan kuat.
Baca juga: 13 Ribu WNA Berada di Lombok Saat Gempa
Gempa bumi susulan berkekuatan 5,5 SR pada pukul 01.21 WIB terhadu di wilayah Sumbawa dengan episenter terletak pada 8,18 Lintang Selatan dan 116,29 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer. Sementara gempa bumi dengan kekuatan yang semakin kecil juga terus terjadi setelahnya, tercatat pada pukul 04.00 hingga pukul 06.00 WITA terjadi sembilan kali gempa susulan.
BMKG memperkirakan gempa bumi susulan masih akan terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan. Gempa bumi 7,0 SR yang melanda Pulau Lombok dan Sumbawa juga dirasakan hingga ke Bali dan Jawa Timur.
Gempa tersebut disebut BMKG sebagai gempa utama dari rangkaian gempa yang terjadi di Lombok sebelumnya yaitu pada 29 Juli 2018 yang juga merusak dan menimbulkan korban jiwa jika dilihat dari episenternya yang relatif sama.