REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan aktivitas Gunung Agung di Bali dan Gunung Rinjani masih normal pascagempa pada Ahad (5/8). Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat dan Bali.
"Dari pemantauan teman-teman kami di sana, dua gunung api (Rinjani dan Agung) tidak ada kenaikan aktivitas," ujar Kepala PVMBG Bandung, Kasbani, Senin (6/8).
Ia menambahkan, gempa yang terjadi di Lombok disebabkan oleh sesar-sesar di lereng Utara Gunung Rinjani dengan titik pusat berada di daratan. Akibat gempa tersebut membuat 82 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan rusak.
Menurutnya, gempa itu juga membuat pos pengamatan di dekat Gunung Rinjani dan Gunung Agung rusak dengan dinding bangunan mengalami retak. "Meski begitu, alat pemantauan kami masih dalam kondisi berjalan dengan baik. Hanya posisinya saja mengalami perubahan," ujar dia.
Saat ini, tambah dia tim dari PVMBG tengah berupaya untuk memperbaiki posisi dua alat yang mengalami pergeseran posisi agar proses pengamatan Gunung Rinjani dan Gunung Agung tetap berjalan dengan lancar. "Tidak ada rencana penggantian, karena alat masih berfungsi. Cuman penempatannya kembali," kata dia.