REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan, terdapat tiga faktor alasan yang membuat pasangan nomor urut 3, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), berhasil meraup hasil hitung cepat yang signifikan pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Rabu (27/6) kemarin. Berdasarkan hasil hitung cepat LSI, pasanyan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu), memenangi hasil hitung cepat.
Kemudian, disusul pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di posisi kedua. Meski tak pernah diunggulkan dalam survei, pasangan tersebut berhasil melampaui pasangan nomor urut 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Dua DM), dan pasangan nomor urut 2, TB Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah).
Peneliti senior LSI, Toto Izul Fatah, mengatakan, terdapat beberapa faktor yang mendongkrak suara Asyik, seperri faktor resistensi dari masyarakat, rontoknya elektabilitas tiga pasang calon lain jelang pilgub serentak, dan solidnya suara parpol pendukung.
"Pasangan ini punya resistensi paling minimal, tak ada celah untuk merontokkan suara mereka. Kalau Hasanah, faktor TB Hasanuddin tidak terlalu menonjol, ada Anton Charliyan yang dipersepsikan kurang bersahabat dengan umat Islam. Kalau duo DM diserang isu klenik jelang pilkada. Sedangkan, Rindu sering diserang negative campaign. Pasangan Asyik punya tingkat resistensi yang minimal," ujarnya kepada Republika.co.id melalui rilis yang diterima, Kamis (28/6).
Menurut dia, tren penurunan para paslon sudah direkam dari survei LSI jelang pilkada. Duo DM dinilai memiliki tren penurunan paling tajam di antara pasangan lain, berbeda dengan pasangan Asyik yang stagnan.
"Dari data ini merujuk survei LSI terbaru, RK unggul di 38 persen, duo DM di di 36 persen punya tren turun, memang sudah kebaca ada tren penurunan ini," ungkapnya.
Selain itu, kampanye tim Asyik juga dinilai berhasil mendongkrak suara pasangan koalisi Gerindra-PKS ini. Menurut dia, ada mobilisasi penggiringan opini yang cerdas dari tim pasangan Asyik. Contohnya ada video tokoh agama yang memberikan testimoni dan rekomendasi secara terang-terangan.
"Mereka melakukan penggiringan opini secara masif dan mesin politik PKS yang relatif solid," katanya.