REPUBLIKA.CO.ID, TARAWA -- Presiden Kiribati Taneti Maamau menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terjadinya musibah kecelakaan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, pada 20 Juni lalu.
Ucapan duka cita itu disampaikan dalam pembicaraan bilateral antara Presiden Taneti dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Fiji, Kiribati, Tuvalu, dan Nauru, Raden Mohammad Benyamin Scott Carnadi di State House, Tarawa, Kiribati, Selasa (26/6). Pembicaraan bilateral itu diadakan seusai penyerahan surat-surat kepercayaan dari Dubes Benyamin kepada Presiden Taneti.
Sebelumnya, saat acara makan malam yang digelar pada Senin (25/6), Presiden Taneti Maamau juga mengajak para tamu undangan untuk mengheningkan cipta terkait tragedi KM Sinar Bangun.
Sementara, saat pembicaraan bilateral dengan Benyamin, Taneti menyampaikan harapan agar hubungan diplomatik yang terjalin sejak Mei 2013 akan semakin meningkat dan bermanfaat bagi rakyat kedua negara.
Ia juga menyampaikan penghargaan atas bantuan yang diberikan Indonesia dalam bentuk berbagai pelatihan dan kerja sama teknik antara lain pelatihan pengolahan rumput laut, produk kelapa, produk perikanan, dan terakhir adalah pelatihan mitigasi bencana tsunami.
Taneti juga mengapresiasi program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang setiap tahun diberikan oleh Kementerian Luar Negeri RI. ‘’Program ini sangat bermanfaat bagi pelajar Kiribati mengingat budaya menari dan menyanyi sangat melekat dalam tradisi masyarakat Kiribati,’’ katanya melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/6).
Pada kesempatan itu, Benyamin menyambut ucapan simpati dan duka cita dari Presiden Kiribati itu dan berjanji akan menyampaikan kepada pihak keluarga korban musibah KM Sinar Bangun di Indonesia.
Selain itu, Benyamin juga menyampaikan penghargaan atas dukungan yang diberikan Pemerintah Kiribati kepada Indonesia dalam pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota Komite PBB untuk Hak-hak Orang-orang Cacat.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di Pasifik di bidang perdagangan, ekonomi dan investasi, Benyamin juga mengundang ketua parlemen Kiribati untuk menghadiri pertemuan Kemitraan Parlemen Indonesia dan Pasifik pada 23-14 Juli mendatang di Indonesia. Benyamin juga mengundang para pengusaha Kiribati untuk hadir dan berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia, Oktober mendatang. Taneti menyambut baik undangan tersebut.
Kiribati merupakan negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik bagian selatan. Negara tersebut berpenduduk 100 ribu jiwa, dengan latar belakang etnis Mikronesia dan Melanesia. Saat ini, Kiribati sedang menghadapi tantangan perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut.