Rabu 06 Jun 2018 00:30 WIB

Pasangan Prabowo-Gatot Dianggap Tepat untuk Koalisi Keumatan

Prabowo dan Gatot sama-sama dari militer, tetapi sudah teruji dekat dengan umat Islam

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi keumatan yang digagas Habib Rizieq Shihab (HRS) paling pas menjadikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo dengan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo sebagai pasangan capres-cawapres dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Namun, perpecahan pada koalisi keumatan yang terdiri atas Gerindra, PKS, PAN, dan PBB memang sangat dimungkinkan sebab para parpol masih berkeras menyodorkan ketum masing-masing dalam paket capres/cawapres.

"Ini untuk menghindari perpecahan di dalam tubuh koalisi sendiri. Sikap keras masing-masing justru akan melemahkan semangat keumatan yang menjadi komitmen koalisi," kata Direktur Eksekutif Institut NKRI Agung Mattauch, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/6).

Selain itu, Agung menampik pendapat yang menyebutkan pasangan Prabowo-Gatot tidak mencerminkan semangat keumatan yang lebih menginginkan koalisi miiter-sipil. "Sekalipun Prabowo-Gatot mempunyai latar belakang yang sama dari militer, namun keduanya sudah teruji dekat dengan umat Islam. Ini kuncinya," katanya.

Kemudian, Agung mengharapkan pilihan jangan dilihat secara kasat mata. Sama halnya ketika disodorkan pilihan apakah lebih memilih tokoh militer berwatak sipil atau sipil yang berwatak militer.

"Jadi, tidak masalah koalisi keumatan nantinya dipimpin dari pasangan yang keduanya mempunyai latar belakang militer, selama pro sipil, pro umat Islam," ujar Agung.

Dalam poling yang dilakukan Institut NKRI, Maret lalu, mayoritas responden memang menginginkan pasangan capres-cawapres mendatang adalah pasangan militer-sipil atau pasangan militer-sipil. "Yang enggak laku pasangan sipil-sipil," tutur Agung.

Sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif menyampaikan bahwa pembina PA 212 Habib Rizieq Shihab memberikan saran agar Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PBB membentuk koalisi keumatan untuk pilpres 2019. Tujuannya adalah persatuan umat Islam yang sudah terbangun melalui semangat Aksi Damai 212 tetap terjaga dengan baik.

"Kami, PA 212, diamanahkan untuk terus mendorong agar terealisasinya deklarasi terbuka koalisi keumatan Gerinda, PAN, PKS, dan PBB. Sehingga, akan berdampak pada kemenangan di pilkada serentak 2018, pileg, dan pilpres 2019," kata Slamet, dalam keterangan tertulisnya.

Rakornas PA 212 menghasilkan sejumlah rekomendasi capres dan cawapres 2019. Salah satunya adalah merekomendasikan Rizieq sebagai calon presiden periode 2019-2024.

Nama-nama itu, antara lain, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. "Tentang rekomendasi calon presiden dan calon wakil presiden, Habib Rizieq Shihab memberikan apresiasi semua usulan dan aspirasi umat dalan rakornas dan menilai semua calon yang direkomendasikan bagus dan pantas memimpin negeri ini," ungkap Slamet.

Selain nama bakal capres, surat hasil Rakornas PA 212 juga mencantumkan nama bakal cawapres yang direkomendasikan. Di antaranya adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Anis Matta, Zulkifli Hasan, Eggi Sudjana, Bachtiar Nasir, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Selain itu, Slamet juga menyampaikan, Habib Rizieq Shihab juga berpesan agar masing-masing kandidat capres dan cawapres PA 212 diberikan kesempatan yang sama untuk memaparkan visi-misi. Masing-masing kandidat capres-cawapres diminta menyatakan komitmennya memperjuangkan Islam saat ijtima ulama yang digelar GNPF Ulama, DPP FPI, dan PA 212 pada Juli mendatang di Jakarta.

"Hasil dari ijtima ulama tersebutlah yang akan didukung penuh oleh HRS sebagai capres dan cawapres dengan catatan koalisi keumatan tetap terjaga dan tidak bubar," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement