REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung mengenai peran militer ketika masa orde baru. AHY yang juga anggota TNI ketika orde baru masih berkuasa mengatakan saat itu ia sering mendengar anggapan kalau ingin jadi sukses masuklah ABRI.
ABRI menjadi pintu untuk menjadi politisi, pengusaha, pejabat dan lain-lain.
Status sebagai anggota ABRI membuat seseorang bisa menjadi walikota, gubernur, anggota DPR, DPRD. Namun sekarang sejak reformasi kata AHY hal itu sudah tidak ada lagi. TNI kini hanya bertugas untuk menjaga kedaulatan bangsa.
"Hari ini, TNI sudah netral dan imparsial harus kita jaga. TNI melepas urusan bisnis karena dianggap tidak akuntabel," ujar AHY saat berpidato di acara refleksi 20 tahun reformasi di Hotel Sahid Jakarta, Senin (21/5).
AHY menyebut momentum reformasi sangatlah penting untuk mengembalikan fungsi tentara. AHY melihat reformasi sebagai momen untuk mengoreksi berbagai kesalahan yang sudah jauh melenceng dari cita-cita kemerdekaan.
Kejadian pahit di Mei 1998 kata AHY juga harus terus menjadi pembelajaran bagi generasi muda. Reformasi menurut dia harus jadi pengingat untuk memperdulikan keadilan bagi seluruh rakyat.
"20 tahun lalu adalah koreksi besar atas ketidakadilan. Bahwa kekuasan tak boleh absolud," ujar AHY.