Selasa 15 May 2018 19:01 WIB

Anak Pelaku Bom Sidoarjo Sering Diajak Ayahnya Berjihad

Bom meledak dirakit sendiri ayahnya lewat tutorial internet dan Youtube.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo, Selasa (15/5).
Foto: dok Divisi Hubungan Masyarakat Polri
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi tiga anak terduga pelaku yang selamat dari ledakan bom di lantai lima Blok B nomor 2 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Ledakan ini merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom di Surabaya.

Bedanya, ledakan di Wonocolo terjadi tidak disengaja hingga justru menimbulkan korban pelaku sendiri. Kamar dalam rusunawa itu ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua dan empat orang anak.

Akibat peristiwa tersebut, Anton Febrianto atau sang ayah (47 tahun), istrinya bernama Puspita Sari (47), dan satu anak tertua atas nama H (17) meninggal dunia. Sementara itu, tiga adiknya yang lolos dari ledakan adalah anak kedua AR (15), anak ketiga FPH (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri, dan anak keempat HU (11) luka pada hidung.

Menurut keterangan tertulis yang diterima dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, dalam kejadian itu, AR, anak kedua, dibantu warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah. Saat ini mereka telah dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

AR bercerita kepada Kapolri bahwa ayahnya sehari-hari bekerja sebagai penjual jam tangan secara daring. Ayahnya juga sering kali mendengarkan ceramah melalui internet.

"AR juga mengatakan bahwa ayahnya sering kali mengajaknya berjihad. Namun, sebanyak itu juga ia menolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam," kata Iqbal.

Kepada Tito, sang anak mengatakan bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya yang dirakit sendiri. Menurut AR, ayahnya belajar merakit bom melalui internet dan Youtube. Awalnya AR tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement