Senin 13 May 2019 21:44 WIB

Doa Bersama Lintas Agama Peringati Tragedi Bom Surabaya

Kegiatan doa bersama untuk memperingati satu tahun tragedi bom Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Doa bersama lintas agama digelar dalam rangka memperingati satu tahun tragedi bom yang mengguncang Surabaya. Doa bersama lintas agama tersebut digelar di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Bratajaya, Surabaya, Senin (13/5) malam.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Doa bersama lintas agama digelar dalam rangka memperingati satu tahun tragedi bom yang mengguncang Surabaya. Doa bersama lintas agama tersebut digelar di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Bratajaya, Surabaya, Senin (13/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Doa bersama lintas agama digelar dalam rangka memperingati satu tahun tragedi bom yang mengguncang Surabaya. Doa bersama lintas agama tersebut digelar di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Bratajaya, Surabaya, Senin (13/5) malam. Selain doa bersama, pada kesempatan tersebut juga digelar aksi menyalakan seribu lilin, untuk mengenang korban tragedi tersebut.

Tidak hanya doa dan puji-pujian dari jemaat gereja, penampilan hadrah yang menyuarakan perdamaian, juga dikumandangkan pada kesempatan tersebut. Intinya, kesemua yang hadir sama-sama menolak segala bentuk kejahatan, baik itu terorisme, kekekerasan, dan lain sebagainya.

Baca Juga

Pastor Gereja Santa Maria tak Bercela, Romo Eka Winarno meyakini, doa bersama lintas agama yang digelar tersebut akan semakin menguatkan para jemaat, yang sempat trauma parcaledakan bom. "Yang jelas mereka mulai bangkit dengan kekuatan doa. Untuk sembuh atau pulih tidak bisa diukur, tapi mereka memaafkan, karena pelaku juga salah tafsir dalam memahami agama," ujar Eka.

Eka mengaku, kegiatan doa bersama dalam rangka memperingati satu tahun tragedi bom Surabaya tersebut, tidak hanya digelar di Kota Pahlawan. Tapi juga digelar di luar negeri, sepeeti di Selandia Baru dan Sri Lanka.

"Refleksi hari ini, kami berdoa untuk korban, tidak hanya di Surabaya tapi juga Selandia Baru dan Sri Lanka," kata Eka.

Eka berharap, kegiatan tersebut mampu menyadarkan masyarakat Indonesia untuk selalu memahami betapa pentingnya persaudaraan. Sehingga, persaudaraan antar umat beragama bisa lebih ditingkatkan. Harapannya, tidak lagi terjadi teror-teror yang menyerang kelompok agama mana pun.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, peringatan satu tahun peristiwa bom Surabaya ini sekaligus wujud kebersamaan yang selayaknya menjadi kekuatan bersama. Khususnya Polri yang berharap persaudaraan masyarakat Indonesi terus kuat.

"Saat ini kita semua tetap bersatu dan juga sangat yakin bahwa seluruh masyarakat Jawa Timur akan bersama sama melawan rasa takut yang ditimbulkan oleh teror," ujarnya.

Seperti diketahui, teror bom mengguncang tiga gereja di Surabaya pada Ahad, 13 Mei 2018. Kejadian serupa kembali terjadi di jari beeikutnya. Kali ini yang terkena teror adalah Mapolrestabes Surabaya. Rangkaian peristiwa tersebut mengakibatkan 28 orang tewas. Terdiri dari 18 warga dan 10 pelaku. Puluhan orang juga terluka dan harus mendapatkan perawatan intensif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement