REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat harus mempertimbangkan untuk mengusung Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB M. Zainul Majdi di bursa Pilpres dibandingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sebab, TGB dinilai memiliki massa riil dibandingkan massa AHY yang berupa fans.
Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri B Satrio menyebut Pilkada DKI Jakarta sebagai contoh kegagalan AHY meraup suara. Sehingga ia berbeda dengan TGB.
"AHY mungkin lebih populer dibandingkan TGB. Tapi dia tidak punya masa riil, dia bukan pemimpin daerah dan artis yang punya fanclub," ujar Hendri kepada Republika.co.id, Jumat (16/3).
Menurut Hendri, TGB memiliki masa riil sebagai pemimpin daerah yang sukses selama dua periode, juga sebagai pemuka agama Islam. Berkaca pada Pilkada DKI, seharusnya Demokrat lebih memilih untuk mengusung TGB.
Selain itu, AHY belum membuktikan dirinya sebagai pemimpin di pemerintahan atau politik. Karirnya yang melesat di militer tidak menjamin kesuksesan AHY dalam politik. Namun ia menilai wajar apabila Demokrat tetap mengusung AHY, karena dia merupakan anak SBY.
Kendati begitu, Demokrat kemungkinan juga akan mengusung duet TGB-AHY di bursa Pilpres 2019. Kemungkinan, partai koalisi seperti PKB dan PAN bersedia.
"SBY bilang demokrat sangat mungkin akan usung capres-cawapres. Bahkan duet ini bisa juga sebagai kombinasi kepengurusan baru, TGB Ketum, AHY Sekjen," tutur Hendri.