Rabu 14 Mar 2018 14:37 WIB

Sampah Masih Mengendap di Anak Sungai Citarum

Sampah-sampah tersebut merupakan kiriman yang berasal dari Kota Bandung.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah masih menumpuk di perbatasan anak Sungai Cikapundung ke Sungai Citarum, Rabu (14/3). Tiga pekan lebih banjir di Kabupaten Bandung mulai surut.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Sampah masih menumpuk di perbatasan anak Sungai Cikapundung ke Sungai Citarum, Rabu (14/3). Tiga pekan lebih banjir di Kabupaten Bandung mulai surut.

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG -- Sampah masih mengendap di aliran anak Sungai Citarum, Sungai Cikapundung yang berbatasan langsung dengan Sungai Citarum, Rabu (14/3). Tepatnya di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sampah-sampah tersebut merupakan kiriman yang berasal dari Kota Bandung.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sampah yang berasal dari Kota Bandung itu mengendap di beberapa jembatan yang dilalui anak Sungai Citarum, Sungai Cikapundung. Seperti di jembatan rel Cikapundung menghubungkan Kampung Babakan Leuwibandung, Kelurahan dan Kecamatan Bojongsoang dan Kampung Cipurut, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Salah seorang warga, Eno Sukarno (72) mengungkapkan sampah yang mengendap dan tertahan oleh jembatan terus berdatangan sejak pagi. Katanya, sampah tersebut merupakan kiriman dari Kawasan Sukabirus, Dayeuhkolot dan Pasar Gordon, Kota Bandung.

Ia menuturkan, sampah yang berasal dari kiriman Kota Bandung datang terus menerus sejak banjir terjadi pada Februari lalu. "Kalau banjir lebih besar, sampah semakin banyak dan terus berdatangan. Ini dari Sukabirus dan Pasar Kordon," katanya, Rabu (14/3).

Menurutnya, kondisi serupa terjadi di kawasan jembatan penghubung Kampung Babakan Leuwibandung-Cijagra yang juga pembatas aliran Sungaai Cikapundung dan Citarum. Sampah yang mengendap kurang lebih mencapai 15 meter.

Dirinya mengatakan sampah-sampah tersebut sering diangkut oleh puluhan truk sampah. Termasuk menggunakan alat berat saat proses pengangkutan. Namun, sampah tiap hari terus bertambah dan mengendap.

Sementara itu, warga lainnya, Yayan Sopian (32) mengungkapkan pengangkutan sampah sempat terhenti karena banjir yang tinggi menyebabkan sopir kesulitan untuk membawa truk kesana.

"Hari ini baru diangkut lagi setelah banjir surut. Sampahnya terus datang walaupun truk pengangkut sudah jalan semua," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement