Selasa 13 Mar 2018 20:05 WIB

Demokrat Gabung Jokowi? Nasdem: Tidak Ada Masalah

Partai Nasdem menilai Jokowi layak didukung oleh semua komponen.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Fraksi Nasdem DPR Syarif Abdullah Alkadrie.
Foto: Antara
Sekretaris Fraksi Nasdem DPR Syarif Abdullah Alkadrie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Nasdem Syarif Abdullah Alkadrie merespons sinyal bahwa Partai Demokrat bakal bergabung dengan gerbong pengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Partai Nasdem menilai Jokowi layak didukung oleh semua komponen.

Karena itu, Syarif mengatakan, Partai Nasdem tidak mempersoalkan jika Partai Demokrat benar-benar merapat ke poros pendukung Joko Widodo. Ia berpendapat semakin banyak akan semakin baik bagi pendukung Jokowi sehingga pemerintahan ke depan akan lebih stabil.

"Kalau bagi Nasdem tidak ada masalah. Karena sistem ketatanegaraan kita sistem pembagian kekuasaan sehingga kalau dukungan semakin besar di legislatif sehingga eksekutif akan lebih langgeng dalam perjalanan pemerintahan," kata Syarif saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (13/3).

Syarif mengatakan kekuatan atau dukungan di legislatif sangat diperlukan untuk membuat roda pemerintahan berjalan lancar. Ia menerangkan legislatif juga memiliki wewenang yang cukup besar, seperti membuat Undang-undang dan menentukan RAPBN.

Dampaknya, Syarif mengatakan, hal itu akan membantu Jokowi ketika terpilih menjadi presiden pada periode kedua untuk menyelesaikan program-program yang telah direncanakan. Untuk itu, Syarif juga mengingatkan agar dukungan Demokrat tersebut tidak diserta syarat.

"Bagi Partai Nasdem itu tidak ada masalah selama Demokrat atau partai lain yang ingin bergabung itu ya tentu seperti Nasdem yang mendukung Jokowi itu tanpa syarat. Artinya tidak merecoki terhadap apa yang menjadi keputusan-keputusan beliau sebagai presiden," kata legislator asal Dapil Kalimantan Barat itu.

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3). (Republika/Iman Firmansyah)

Syarif memahami jika Partai Demokrat memiliki keinginan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2018. Dia menambahkan hal itu merupakan hal yang wajar.

Namun, dia menambahkan, semuanya tergantung kepada Joko Widodo itu, apakah sesuai dengan pertimbangan-pertimbangannya.

Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih calon wakil presiden, yakni meningkatkan elektabilitas, keterpaduan dan kenyamanan. Sebaliknya, lanjut Syarif, jika cawapres tidak mampu meningkatkan elektabilitasnya maka itu hanya akan memberatkan kerja koalisi.

"Nasdem akan mendukung siapapun yang menjadi keputusan pak Jokowi selama memang itu dalam rangka melanggengkan dia dalam kekuasaan dan juga meningkatkan elektabilitasnya," ungkap Syarif.

Syarif menambahkan Nasdem saat ini belum menyodorkan nama cawapres kepada Joko Widodo. Namun, ada kemungkinan untuk mengajukan.

"Kami serahkan ke DPP itu, ketua umum lah porsinya. Ya tentu juga ada yang disodorkan, kemungkinan tetapi tentu itu semua kembali ke pak Jokowi, artnya kita tidak menekankan harus ini, harus A B C," kata Syarif.

Partai Demokrat belum menentukan arah politiknya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, ada kemungkinan untuk bergabung dengan gerbong pengusung Joko Widodo.

Hal itu dapat diketahui dari gestur politik partai berlambang Bintang Mercy pada Rapimnas Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement