Senin 26 Feb 2018 21:30 WIB

Sejumlah Jembatan di NTB Rusak Akibat Bencana

BPBD NTB belum bisa mengungkapkan nilai kerugiannya.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Banjir melanda dua desa di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, NTB pada Senin (22/1).
Foto: dok. Humas Pemkab Bima
Banjir melanda dua desa di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, NTB pada Senin (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Sejumlah bencana alam yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun ini mengakibatkan beberapa jembatan rusak. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Agung Pramuja menyebutkan, terdapat sedikitnya sepuluh jembatan rusak pada periode Januari hingga Februari 2018.

Adapun jembatan yang rusak akibat bencana seperti banjir meliputi satu jembatan di Kabupaten Lombok barat, empat jembatan di Kabupaten Bima, dan dua jembatan di Kabupaten Sumbawa. Berikutnya, dua jembatan di Kabupaten Lombok Timur dan satu jembatab di Kabupaten Sumbawa Barat.

BPBD NTB belum bisa mengungkapkan nilai kerugian akibat rusaknya jembatan karena masih dalam tahap pendataan. "Kami belum bisa menghitung sampai total kerugian karena bentangan satu dan lainnya berbeda," kata Agung di Mataram, NTB, Senin (26/2)

Pada Ahad (25/2) kemarin, banjir melanda Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Agung mengatakan, peristiwa banjir ini berawal dari intensitas curah hujan cukup tinggi di wilayah tersebut pada sekitar pukul 16.00 Wita dan ditambah adanya kiriman air dari Sungai Ragan Goa dan Gunung Ala sehingga meningkatkan intensitas air yang mengaliri Sungai Liang Petang.

Agung menjelaskan, tingginya curah hujan dan besarnya kiriman air dari dua sungai yang berada di atas Gunung Batu Tering mengakibatkan Bendungan Tiu Ai Angat tidak dapat menampung debit air.

"Jebolnya bendungan itu berimbas pada tergenangnya dua hektare lahan persawahan yang berada tepat di bawah Bendung Tiu Ai Angat, bahkan dengan adanya kiriman air menyebabkan putusnya akses jembatan penghubung antara Dusun Melung, Desa Batu Tering dengan Desa Lito," ujar Agung di Mataram, NTB.

Agung menyebutkan, putusnya jembatan penghubung itu menyebabkan lumpuhnya akses jalan di dua desa tersebut. Selain itu, jembatan tersebut sudah mengalami pergeseran pada pondasi selama kurang lebih dua tahun, namun belum juga mendapat perhatian dari Pemkab Sumbawa.

Kepala Desa Batu Tering Mujiburahman mengaku belum bisa menyimpulkan total kerugian yang dialami warga atas terjadinya bencana Banjir tersebut. Namun, Mujiburahman meyakini putusnya jembatan penghubung menimbulkan dampak yang cukup besar, yang mana jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung antara Desa Lito dan Desa Batu Tering.

"Musibah banjir yang terjadi di Desa Batu Tering diakibatkan tingginya curah hujan yang turun akhir-akhir ini," kata Mujiburahman.

Saat ini, lanjut Mujiburahman, masyarakat sekitar memasang kayu seadanya sebagai penghubung jembatan yang putus tersebut agar dapat dilalui kendaraan roda dua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement