Rabu 21 Feb 2018 16:26 WIB

Ulama Garut Resahkan Isu Penyerangan Hingga Pembunuhan

Sekitar 200 orang ulama mengadakan pertemuan dengan Kapolres Garut.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Pertemuan ulama dengan Kapolres Garut di Pendopo Garut, Rabu (21/2).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Pertemuan ulama dengan Kapolres Garut di Pendopo Garut, Rabu (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekitar 200 ulama pimpinan pondok pesantren, madrasah dan imam masjid se-Kabupaten Garut, Jawa Barat mengadakan pertemuan dengan Kapolres Garut, Rabu (21/2). Dalam pertemuan itu, para ulama menyampaikan keresahan mereka terkait isu penculikan, penganiayaan hingga pembunuhan yang mengancam pemuka agama.

Ketua MUI Pamengpeuk Garut KH Basari merasa keselamatan nyawanya terancam usai merebaknya ancaman pada pemuka agama. Ia menolak menyebut ancaman itu merupakan hoaks belaka. "Adanya ancaman itu membuat kami dan masyarakat kami resah, ini bukan hoax lagi, tapi benar. Jangan membuat penyesatan yang bilang itu hoax," katanya dalam dialog bersama di Pendopo Garut, Rabu (21/2).

Ia menilai isu ancaman pembunuhan yang berlangsung saat ini sengaja diciptakan pihak tertentu untuk mengacaukan situasi keamanan masyarakat. Ia pun heran dengan kondisi orang gila yang melakukan penyerangan. "Masa orang gila bawa HP?, Orang gila dijemput motor? Dijemput mobil dan banyak kecurigaan lainnya," ujarnya.

Bahkan ia menuding para pelaku yang dianggap tidak waras itu malah sengaja menandai tempat tinggal ulama yang akan menjadi sasaran. "Malam Senin kemarin di depan rumah saya ada tanda X, ini jelas ada rekayasa menghancurkan Garut dan mungkin Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna membantah adanya upaya penyesatan informasi. Menurutnya, aksi rencana penganiayaan hingga kekerasan yang menyasar ulama bukanlah hoaks. "Mobil saya juga dilempar orang gila, saksinya sopir saya, ya kami proses tapi enggak usah dibesar-besarkanlah," tuturnya.

Hanya saja, ia meminta perlu dilakukan kroscek supaya ancaman yang menyebar tidak mengancam keamanan masyarakat luas.

"Ini orang bermain api, pukul-pukul agar ulama teraniaya," sebutnya.

Pihaknya berkomitmen menjaga keamanan di Garut, termasuk unsur ulama. Ia menginstruksikan Polsek untuk mengadakan Poskamling bersama masyarakat. "Ulama di dalam ruangan ini adalah orang tua saya semua, kami wajib menjaga, saya siap 100 persen mengamankannya, laporkan saja," terangnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement