Sabtu 10 Feb 2018 21:11 WIB

Mahasiswa Diminta Pahami Wawasan Kebangsaan

Bangsa ini masih bertumpu kepada generasi muda Indonesia.

Ketua BNPT Suhardi Alius
Foto: BNPT
Ketua BNPT Suhardi Alius

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tidak bisa dipungiri bahwa pada era gobalisasi banyak mahasiswa yang berprestasi yang kena paham radikalisme. Artinya tidak ada satupun wilayah yang steril, walaupun hal tersebut sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing orang apalagi dengan pesatnya dunia teknologi informasi digital yang ada sekarang ini.

“Ruang-ruang itu menjadi sarana yang luar biasa. Dan sekarang dengan kemampuan teknologi informasi digital itu jadi sangat cepat dan sengat sulit memonitornya. Kalau dulu kita gampang melihat secara fisik, tapi sekarang kalau orang diam  dan yang dibukanya konten-konten semacam itu (radikal) gimana? Kita juga mesti aktif,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs Suhardi Alius, MH usai memberikan kuliah umum mengenai Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Serta Pencegahan Radikalime  kepada hampir sebanyak 3.000 mahasiswa ITB, di Gedung Sabuga ITB, Bandung, Sabtu (10/2).

Untuk itu alumni Akpol tahun 1985 ini meminta peran serta dosen, sesama teman di lingkungan pendidikan untuk sama-sama bisa mencegah hal itu agar tidak terjadi di lingkungan kampus.

“Tadi saya kasih penjelasan mengenai tahapan-tahapan untuk menjadi radikal agar mereka bisa menidentifikasi ‘oh temen saya ini (terpapar paham radikal’ lalu menginformasikan, jangan salah jalan dan saling mengingatkan. Mereka masa depan indonesia,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Jenderal berpangkat bintang tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini menjelaskan bahwa tujuan dirinya memberikan kuliah umum kepada mahasiwa ITB ini agar para mahasiwa mempunyai wawasan, mengenal, mengidentifikasi khususnya masalah radikalisme di lingkungan pendidikan. Untuk itu dalam kuliah umum tersebut dirinya menambahkan mengenai masalah kabangsaan.

“Kenapa saya bahas masalah kebangsaan lalu saya bahas radikalisme? Karena  itu mempunyai korelasi yang sangat kuat. Kita harus dapat mempertanggungjawabkan dan harus tetap ada NKRI  yang lahir sebelum kemerdekaan. Karena mahasiswa ini adalah masa depan bangsa Indonesia. Mari kita selamatkan dengan kita cekoki dengan hal-hal yang betul-betul membangkitkan nasionalisme mereka itu. Dan sambutannya sungguh luar biasa,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini

Dikatakan Kepala BNPT, di tengah era globalisasi yang sangat luar biasa ini di tengah perubahan nilai-nilai yang sangat luar biasa, bangsa ini  masih bertumpu kepada generasi muda Indonesia. Karena dari para mahasiswa inilah yang akan memimpin, memiliki dan membangun  negeri ini pada 10-20 tahun mendatang.

“Satu yang saya pesan, ketika kalian punya idealisme, saya lihat debat-debat itu. Ketua BEM itu, dari sisi saya melihatnya senang, luar biasa idealisme itu. Bangun terus idealisme itu. Tapi satu pesan saya, ketika nanti kalian diberikan amanah, jangan ubah idealisme itu. Sanggup nggak?,” ujarnya bertanya yang langsung dijawab dengan jawaban sanggup oleh para mahasiswa.

Mantan Kadiv Humas Polri ini  juga sangat menyayangkan ketika orang-orang yang masih muda dulunya memiliki idealisme tinggi, namun katika sudah diberikan amanah ternyata mulai tidak komitmen dengan idealismenya. “Idealismenya sudah surut. Artinya kita tantang itu, pertahankan idealisme itu. Bangsa ini dibangun karena idealisme. Dan salah satu pendiri bangsa ini lulusan ITB, namanya Ir Soekarno,” tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement