REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana menambah kolam retensi atau tempat penampungan maupun peresapan air sementara. Saat ini, Kota Bogor memiliki satu kolam retensi yakni di kawasan Cibuluh, Bogor Utara.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, menjelaskan, kolam retensi akan diprioritaskan di area Tanah Sareal, Bogor Utara. Sebab, daerah ini memiliki potensi banjir yang tinggi dibanding dengan kawasan lain di Kota Hujan. "Tiga sampai lima kolam sepertinya cukup," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di sela kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Bendung Katulampa, Bogor, Senin (12/2).
Bima menambahkan, pihaknya akan mencoba mengajukan proposal ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait rencana pembangunan ini. Sebelumnya, kolam retensi Cibuluh yang memiliki luasan sekitar 7.000 meter persegi ini mendapat bantuan Rp 10 miliar dari Pemprov DKI Jakarta.
Untuk pembangunan tiga sampai lima kolam retensi, Bima memprediksi, dibutuhkan biaya sekitar Rp 40 miliar. Tapi, sebelumnya, akan dilakukan uji kelayakan terlebih dahulu, termasuk dengan melakukan evaluasi terhadap kolam retensi Cibuluh. Dengan adanya kolam retensi, Bima menjelaskan, air dari hulu Sungai Ciliwung bisa terbendung, sehingga tidak melimpah dalam jumlah banyak ke Jakarta.
"Sebab, sudah terlebih dahulu dikelola dan diresap di Bogor, sehingga tidak banjir di ibu kota," katanya.
Untuk realisasinya, Pemkot Bogor dan Pemprov DKI Jakarta akan kembali melakukan pertemuan yang lebih membicarakan terkait kebutuhan desain dan teknis. Anies menargetkan, diskusi ini setidaknya bisa diadakan dalam kurun waktu sepekan ke depan. Selain kolam retensi, Anies berkomitmen mencari cara lain untuk bisa membantu pengelolaan di hulu Sungai Ciliwung yang tentu akan berdampak pada masyarakat Jakarta.
"Bagi kami di Jakarta, kami akan lakukan segala cara untuk mencegah banjir apalagi limpahan air dari hulu," ujarnya.
Dalam kunjungan kerjanya itu, Anies juga berkesempatan menyaksikan kondisi Bendung Katulampa secara langsung. Ia melihat, Bendung Katulampa kini berada dalam kondisi normal dengan tinggi muka air 40 centimeter. Dalam kunjungannya, Anies berkomitmen untuk sesegera mungkin menyamakan rencana antara Pemkot Bogor dengan Pemprov DKI Jakarta maupun daerah lain yang teraliri Sungai Ciliwung.
"Supaya ada sinkronisasi," ucapnya..
Terkait anggaran, Anies belum bisa memberikan penjelasan lebih detail karena dibutuhkan diskusi lebih lanjut bersama parapihak terkait. Terpenting, ia tidak ingin mengaplikasikan rencananya dengan sporadis, melainkan melalui perencanaan dan eksekusi yang matang.