Senin 05 Feb 2018 14:24 WIB

Rektor UI Sesalkan 'Aksi Buku Kuning' kepada Presiden Jokowi

Rektor UI berharap penyampaian saran dan kritik mahasiswa dengan cara yang baik

Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Muhammad Anis menyesalkan peristiwa interupsi yang dilakukan Ketua BEM UI 2018 Zaadit Taqwa dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-68 pada Jumat (2/2) yang seharusnya dihormati dan dijaga kekhidmatannya. Saat itu, Zaadit mengacungkan buku kuning kepada Jokowi.

"Kami sangat menyayangkan mahasiswa tersebut memilih cara penyampaian aspirasi seperti itu, padahal sudah diagendakan pertemuan langsung untuk menyampaikan aspirasi kepada Presiden Joko Widodo," kata Anis di Kampus UI Depok, Senin (5/2).

Acara Dies Natalis tersebut dihadiri oleh para Guru Besar, Senat Akademik, pimpinan, dosen, dan mahasiswa, serta undangan termasuk Presiden Joko Widodo dan para Menteri Kabinet Kerja. Presiden memberikan orasinya di hadapan sivitas akademika UI sekaligus meresmikan Forum Kebangsaan UI.

Pelaksanaan perayaan Dies Natalis ini berlangsung baik dan khidmat, namun di akhir acara terjadi interupsi dari seorang mahasiswa UI yang menyampaikan aspirasinya dengan melakukan aksi simbolik 'meniupkan pluit dan mengangkat buku kuning'.

"Atas kejadian itu, pimpinan UI menyampaikan permohonan maaf kepada sivitas akademika serta para undangan yang hadir termasuk Bapak Presiden," katanya.

Rektor menilai sikap kritis mahasiswa sudah sewajarnya dibangun, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa. Penyampaian saran, kritik dan solusi konkrit semestinya harus memperhatikan berbagai kondisi, seperti waktu, tempat, dan situasi yang terjadi.

"Kami berharap dapat diutarakan dengan cara yang baik, dan tetap menghormati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama," ujarnya.

Anis mengingatkan pada mahasiswa untuk dapat menyampaikan pandangannya yang bersifat kritis dan konstruktif, dalam suatu kerangka yang memperhatikan peraturan dan tata tertib yang berlaku. Sudah merupakan kewajiban universitas untuk menghasilkan intelektual-intelektual muda yang mampu menjadi pemimpin yang baik dalam memberikan kontribusi pada negara.

"Karenanya, kami mohon semua pihak memiliki kearifan seperti yang ditunjukan oleh Presiden kita sendiri, yaitu untuk melihat peristiwa ini sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran bagi mahasiswa tersebut pada khususnya, dan mahasiswa UI pada umumnya, serta seluruh komponen bangsa," katanya.

Rektor mengingatkan kembali pada semua pihak bahwa perayaan dies natalis UI adalah sebuah manifestasi rasa bersyukur UI yang telah berkiprah selama 169 tahun dalam mengabdi pada bangsa dan selama 68 tahun dengan kehormatan menyandang nama bangsa dan negara yang kita cintai ini.

"Bagi civitas akademika dan alumni UI dimanapun berada, kehormatan yang diberikan pada kita semua melalui nama Universitas Indonesia adalah sebuah nasihat berkelanjutan bagi kita untuk selalu berkontribusi bagi negeri yang kita cintai bersama ini, karena UI hadir untuk Indonesia," demikian Anis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement