Sabtu 09 Dec 2017 17:32 WIB

Jokowi: Adanya Bencana Alam Jadi Evaluasi Penanaman Hutan

Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/Mick Tsikas
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Presiden Joko Widodo mengatakan sejumlah bencana yang terjadi belakangan karena ada terimbas cuaca ekstrem menjadi kesempatan untuk mengoreksi penanaman lahan hutan.

"Kita harap pengelolaan lahan di kabupaten Gunung Kidul semua hijau. Cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, bisa jadi berkah dan bukan jadi bencana di semua kabupaten, provinsi, kota. Banjir bandang kita jadikan koreksi, pasti ada sesuatu yang tidak betul, yang rusak yang perlu kita perbaiki dan perlu kita tanami," kata Presiden di desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (9/12).

"Kita lihat semua daerah aliran sungai dari hulu sampai hilir tidak ada yang benar. Coba kita lihat waduk kita, waduk bagus tapi sedimennya masuk dua pertiga, sudah 70 persen sedimen karena di atasnya tidak diapa-apakan, sedimentasi semua masuk ke waduk," ungkap Presiden.

Ia pun mengkritik kerja sejumlah pihak termasuk Kementerian Kehutanan yang membiarkan sedimentasi waduk itu terjadi. "Kementerian Kehutanan membiarkan, tidak dikerjakan, ini gak bisa. Pekerjaan ini harus terintegrasi antarkementerian, antardaerah, kabupaten/kota. Betul-betul harus diawasi satu persatu," kata Presiden.

Presiden pun menentang acara-acara seremonial yang hanya menyatakan penanaman jutaan pohon tapi hasilnya tidak kelihatan meski menghabiskan anggaran yang besar. Ia akan mengawasi setiap peekrjaan yang sudah dilakukan bawahannya termasuk penanam pohon. Setiap pekerjaan pasti ia cek, kontrol dan awasi.

"Informasi yang saya terima tadi 45 ribu betul? 45 ribu benar? Betul, saya hitung benar loh ini karena biasanya kita setiap tahun melihat pohon indonesia ditanam 1 miliar pohon, di daerah 1 juta pohon, saya hitung-hitung kalau sudah sekian tahun, saya hitung seharusnya sampai laut sudah ada pohonnya," kata Presiden.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan penanaman 45 ribu batang pohon pada lima bukit di lahan sekitar 15 hektar menyertakan 300 orang petani. Bibit-bibit itu terdiri dari pohon jati, akasia dan buah-buahan yang sudah dipasang dengan "barcode" berisi nama pohon dan koordinat.

KLH menargetkan penanaman 50 juta batang pohon per tahun melalui kebun bibit rakyat sebanyak 500 unit yang memproduksi 25-30 ribu batang dan menyediaan 2,5 juta batang produktif. Sejak 2014-2016 sudah ditanam 22 juta hektar baik di dalam maupun luar hutan sehingga lahan kritis 24 juta hektar berdasarkan survei pada 2003 ditargetkan berkurang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement