REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Tim Drone Aero Terrascan yang memantau Gunung Agung sebelumnya menemukan dua lubang besar di sekitar kawah Gunung Agung. Lubang pertama di dinding kawah bagian timur, sedangkan lubang kedua berada di tengah kawah.
Kedua lubang ini semakin aktif menyemburkan abu vulkanis dengan dua warna berbeda, putih dan kelabu pekat. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho membenarkan asap putih dan kelabu kehitaman terus keluar dari kawah gunung yang oleh masyarakat Bali disebut Tohlangkir.
"Dua kolom abu dengan warna berbeda menunjukkan adanya dua lubang di kawah. Asap putih berasal dari tembusan solfatara yang didominasi uap air, sedangkan asap hitam dari lubang magma yang didominasi magma," katanya, Selasa (28/11).
Pergerakan magma Gunung Agung, kata Sutopo terus meningkat ke permukaan kawah. Letusan dan tremor menerus masih terjadi. Cahaya api dari lava terpantau di puncak pada malam hari. Status Gunung Agung masih awas atau level empat dengan radius zona merah delapan hingga 10 kilometer (km).
Erupsi Tohlangkir mencapai tiga ribu meter dari puncak kawah. Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 23.10 WITA, Senin (27/11) menginformasikan ketinggian semburan abu vulkanis mencapai 30 ribu kaki yang bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecapatan lima hingga 10 knots.
Jumlah pengungsi Gunung Agung terus bertambah hingga 29.023 jiwa yang tercatat saat ini. Mereka tersebar di 217 titik dengan jumlah terbanyak di Karangasem mencapai 15.758 jiwa.