REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kelemahan dari mental bangsa Indonesia sesudah revolusi adalah sifat ‘mental menerabas’ atau mental menempuh jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu dengan tidak memperdulikan aturan yang berlaku, etika dan prosedur yang telah disepakati.
"Mental menerabas yang dilakukan berulang ulang tersebut membuat masyarakat cenderung permisif dan tidak peduli. Akibatnya perilaku tersebut menjadi lumrah, biasa dan dianggap sepele," ujar Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Dr Moehmahadi Soerja Djanegara. Padahal tanpa disadari, kata dia, perilaku itu telah memicu munculnya masalah-masalah yang lebih besar yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Moehmahadi mengutip kalimat dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, dari sebuah buku mengenai arti integritas menurut Kepala BNPT. Hal tersebut dikatakan Moehmahadi dalam sambutannya saat menjadi keynote speaker dalam acara launching dan bedah buku berjudul “Integritas di Tengah Kabut Idealisme, Kepemimpinan & Pembelajaran Hidup Suhardi Alius” karya Dedi Mahardi yang berlangsung di Auditoium Lemhanas RI, Jakarta, Sabtu (28/10).
“Masalah korupsi masih menjadi persoalan besar bangsa kita. Akar permasalahnya adalah makin lunturnya integritas, lunturnya kejujuran dan makin lunturnya rasa cinta kepada bangsa, negara dan tanah air. Namun demikian kita harus yakin masih banyak anak bangsa yang punya integritas yang tinggi yang salah satunya Suhardi AliusHal tersebut,” ujar Ketua BPK
Buku ini awalnya sengaja ditulis Dedi Mahardi terkait integritas terhadap sesorang atas inisiator dari tokoh ulama nasional Prof. Dr (Buya) Ahmad Syafii Maarif dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar tanpa sepengetahuan dari Komjen Suhardi Alius
Dalam penilaian Moehmahadi, ada beberapa hal yang mengenai sosok Kepala BNPT tersebut. Menurutnya sosok Kepala BNPT tersebut adalah seorang pemikir yang cerdas dan mampu menuangkan pemikirannya dalam suatu konsep yang jelas dan bernilai strategis.
“Salah satu kelebihannya beliau mampu berpikir, menuliskannya sekaligus menjelaskan pemikirannya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Tidak banyak orang yang bisa selengkap Suhardi Alius,” ujar Ketua BPK..