Selasa 26 Sep 2017 18:02 WIB

Konstruksi MRT Jakarta Fase I Capai 80,15 Persen

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pemasangan bantalan rel di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8). Proyek MRT Jakarta memasuki tahap pemasangan rel dari Depo Lebak Bulus dan pada akhir 2017 tahap konstruksi akan mencapai 93 persen secara keseluruhan.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Petugas melakukan pemasangan bantalan rel di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8). Proyek MRT Jakarta memasuki tahap pemasangan rel dari Depo Lebak Bulus dan pada akhir 2017 tahap konstruksi akan mencapai 93 persen secara keseluruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT. Mass Rapid Transit Jakarta (PT. MRT Jakarta) William Sabandar mengatakan proyek pengerjaan MRT fase I dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI sudah mencapai 80,15 persen per 25 September. Pemasangan track railway juga sudah terpasang sepanjang 1360 meter dari kurang lebih 36 ribu meter.

"Dengan perkembangan ini, dapat dipastikan MRT akan beroperasi sesuai jadwal," kata William di Balai Kota, Selasa (26/9).

Pengerjaan proyek MRT Jakarta struktur bawah tanah (underground) telah mencapai 90,22 persen, sementara struktur layang (elevated) mencapai 70,16 persen. Terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini yakni, tujuh stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja) dan enam stasiun bawah tanah (Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).

Pada fase I panjang jalur Lebak Bulus-Bundaran HI adalah 16 km dan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta. Sebanyak 16 set kereta terdiri 14 set kereta operasi dan dua kereta cadangan.

William mengatakan total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antar kereta lima menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia.

Selain itu, rel kereta api MRT Jakarta akan menggunakan Direct Fixation Tract, Anti Vibration Sleeper, PC Sleeper, dan Ballasted Track.

"Rel kereta api fase 1 ini berstruktur Direct Fixation Tract dengan Anti Vibration Sleeper, untuk jalur layang, dan Direct Fixation Track dengan PC Sleeper untuk jalur bawah tanah, dan Ballasted Track untuk di depo," ujarnya.

Selain itu, fase II dengan rute Bundaran HI Kampung Bandan ditargetkan mulai dibangun pada Oktober 2018. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun MRT Jakarta untuk dua koridor, yakni selatan utara dan timur barat (Cikarang, Bekasi Balaraja, Banten). Koridor timur barat akan mulai dibangun pada tahun 2020 dan membentang sepanjang 87 km.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement