REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kekeringan di Kabupaten Banyumas dan Cilacap makin meluas. Ini terlihat dari permintaan dropin air dari desa-desa yang makin bertambah. Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo, mengatakan, hingga kini pihaknya sudah melakukan droping air secara rutin di sembilan desa yang sebagian warganya kesulitan mendapatkan air bersih sejak sekitar sebulan lalu.
Namun di luar sembilan desa tersebut, BPBD juga telah menerima permintaan dropping air bersih dari 12 desa. Di antaranya, permintaan dari Desa Pengadegan Kecamatan Wangon, Desa Suro dan Srowot Kecamatan Kalibagor, Desa Klinting Kecamatan Somagede, Desa Nusadadi dan Desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh, Desa Plangkapan Kecamatan Tambak, dan Desa Karanganyar Kecamatan Patikraja.
"Pemerintah desa di 12 desa tersebut sudah mengajukan permintaan droping air melalui sambungan telepon atau pesan pendek ke petugas BPBD. Kami minta agar mereka membuat surat resmi, sehingga kami bisa segera menindaklanjuti," jelasnya.
Dia menyebutkan, untuk kebutuhan droping air bersih, BPBD telah menyiapkan dua mobil tangki berkapasitas 5.000 liter per mobil tangki. "Bila yang 12 desa tersebut nantinya juga dikirim air bersih, maka pasokan air akan dilakukan bergilir karena keterbatasan armada," jelasnya.
Ia berkata untuk kebutuhan droping air bersih, BPBD masih memiliki stok ketersediaan air hingga 500 tangki lagi. Sedangkan jumlah desa yang diperkirakan akan mengajukan permintaan droping air, diperkirakan akan terus bertambah mengingat musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung sekitar dua bulan lagi.
"Bila anggaran untuk kebutuhan droping air nantinya sudah tidak cukup, kami akan minta bantaun swasta. Terutama pada perusahaan-perusahaan swasta, agar melalui program CSR-nya bisa mengalokasikan anggaran untuk melakukan droping air bersih," jelasnya.
Sementara di Kabupaten Cilacap, BPBD setempat sudah melakukan droping air 52 tangki di 16 desa yang ada di 5 kecamatan. Kebanyakan desa-desa yang mengalami kekeringan berada di wilayah Cilacap bagian barat. "Di 16 desa tersebut, kami perkirakan ada 8.111 KK yang membutuhkan bantuan air bersih," jelas Kepala BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhi.
Dia menyebutkan, masalah pengiriman air bersih perlu dilakukan evaluasi ulang mengingat desa-desa yang terdampak kekeringan semakin bertambah. Terlebih musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung paling tidak sekitar dua bulan lagi.
"Karena itu, Posko Siaga Kekeringan harus membuat kajian lebih detail lagi mengenai kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Paling tidak untuk mengantisipasi agar droping air bisa tetap dilakukan, meski pun anggaran yang dialokasi untuk kebutuhan droping sudah habis," katanya.