Jumat 05 Jul 2019 16:15 WIB

Kekeringan di Banyumas Meluas, BPBD Terus Dropping Air

BPBD Banyumas telah melakukan dropping air sebanyak 36 tangki air.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bencana kekeringan di Kabupaten Banyumas, terus meluas. Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto, menyebutkan hingga saat ini tercatat ada sebanyak 12 desa di 9 kecamatan yang warganya mengalami kesulitan air bersih.

''Bagi warga yang sudah mengalami kesulitan air bersih, kami secara periodik terus melakukan dropping air,'' jelasnya, Jumat (5/7).

Dia menyebutkan, sejauh ini BPBD Banyumas telah melakukan dropping air sebanyak  36 tangki air dengan kapasitas masing-masing tangki rata-rata 5.000 liter. Sejauh ini, droping air tidak mengalami masalah karena ketersediaan anggaran untuk melakukan droping air masih mencukupi.

''Tahun 2019 ini, BPBD mendapat alokasi dana droping air sebanyak 1.000 tangki air. Dana tersebut dialokasikan dalam APBD 2019. Jadi stok air bersih yang kami miliki masih cukup banyak, karena baru terpakai 36 tangki,'' jelasnya.

Namun dia memperkirakan, bantuan air bersih yang dikirimkan ke desa-desa akan semakkin banyak mengingat musim kemarau yang semakin kering. ''Kalau kami nilai anggaran untuk 1.000 tangki itu masih kurang, maka kami akan mengajukan tambahan dalam APBD Perubahan agar dana pasokan air bersih bisa ditambah,'' jelasnya.

Berdasarkan data yang dia miliki, desa-desa yang saat ini mengalami kekeringan umumnya memang berada di daerah yang rawan kekeringan. Setiap musim kemarau,  desa-desa tersebut menjadi desa yang paling awal mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Ke-12 desa tersebut terdiri dari Desa Karanganyar Kecamatan Patikraja, Desa Nusadadi dan Desa Karanggedang Kecamatan Sumpiuh, Desa Kediri dan Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas, Desa Banjarparakan dan Desa Tipar Kecamatan Rawalo, Desa Srowot Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang, Desa Karangtalun Kidul Kecamatan Purwojati,  Desa Jatisaba Kecamatan Cilongok, serta Desa Buniayu Kecamatan Tambak.

Dari data tahun 2018, di wilayah Kabupaten Banyumas tercatat ada 32 desa yang terdampak kekeringan. Namun mengingat kemarau tahun ini yang diperkirakan lebih panjang, Ariono memperkirakan jumlah desa terdampak kekeringan akan lebih banyak.

''Di wilayah Banyumas, hujan sudah tidak turun sejak Mei 2019. Sedangkan BMKG memperkirakan, musim hujan diperkirakan baru akan berlangsung Oktober 2019. Dengan demikian kemarau masih akan berlangsung lama, sehingga dampaknya juga akan semakin luas,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement