REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sebanyak 31 desa di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih. Hal itu diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Selasa (13/8)
"Kekeringan terus meluas dan jumlah desa terdampak kekeringan terus bertambah, menurut laporan terakhir ada 31 desa yang mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto di Purwokerto, Selasa.
Ariono menyebutkan 31 desa tersebut, antara lain Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja, Desa Nusadadi, Desa Karanggendang dan Desa Selandaka, Desa Bogangin, Desa Kuntili dan Desa Kradenan, Kecamatan Sumpiuh.
Selain itu, Desa Kediri, Tamansari, dan Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Desa Banjarparakan dan Tipar Kecamatan Rawalo, Desa Srowotdan Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Desa Karangtalun Kidul, Desa Kalitapen, dan Desa Kaliwangi, Kecamatan Purwojati.
Selain itu, Desa Jatisaba, Desa Panusupan, Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, dan Desa Buniayu, Desa Klangkapan, Kecamatan Tambak,Desa Sawangandan Desa Karangsari, Kecamatan Kebasen, Desa Gancang, Desa Kedungurang, dan Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar,Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Desa Besuki, Kecamatan Lumbir, dan Desa Kedungpring Kecamatan Kemranjen.
Hingga saat ini, pihaknya sudah menyalurkan air bersih 424 tanki atau setara dengan 2.130.000 liter air ke wilayah terdampak kekeringan di daerah itu.
Dia menegaskan pengiriman air bersih akan terus dilakukan secara berkala guna membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Hingga saat ini pengiriman berjalan dengan lancar kami terus berupaya memberikan respons cepat apabila ada laporan kekeringan yang masuk," katanya.
Berdasarkan data BPBD Banyumas pada 2018 ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di Banyumas, antara lain Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.