Jumat 09 Aug 2019 16:42 WIB

Kekeringan di Banyumas Meluas Hingga 28 Desa

Jumlah desa di Banyumas yang minta bantuan air bersih terus meningkat.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Banyumas, terus meluas. Hingga Jumat (9/8), jumlah desa yang tercatat telah mengajukan permohonan bantuan air bersih sudah mencapai 28 desa.

''Jumlah desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih memang terus meningkat,'' kata Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto.

Baca Juga

Dia menyebutkan, ke depan diperkirakan akan semakin banyak desa yang juga akan mengajukan permohonan air bersih, mengingat kemarau diperkirakan masih akan berlangsung lama. ''Menurut BMKG, puncak kemarau akan berlangsung September 2019. Dengan demikian, kami pastikan akan makin banyak desa yang terdampak kekeringan,'' katanya. 

Terhadap desa-desa yang terdampak kekeringan, Ariono mengaku, pihaknya terus melakukan droping air bersih. Hingga saat ini dia mencatat, sudah sebanyak 365 tangki air bersih yang didistribusikan ke desa-desa yang mengalami kekeringan. 

Menurutnya, ke-28 desa yang terdampak kekeringan tersebut, tersebar di 13 kecamatan. Antara lain Kecamatan Patikraja, Sumpiuh, Karanglewas, Rawalo, Kalibagor, Jatilawang, Purwojati, Cilongok, Tambak, Kebasen, Gumelar, Somagede, dan Kecamatan Lumbir. 

''Dengan total bantuan air bersih sebanyak 365 tangki yang kita salurkan, berarti sudah 1.825.000 liter air bersih yang kita distribusikan. Bantuan air bersih tersebut, diterima oleh 27.292 warga yang terdampak kekeringan'' ujarnya.

Ariono menjelaskan, dari catatan BPBD ada sebanyak 71 desa/kelurahan di Banyumas yang masuk kategori rawan krisis air bersih. Desa sebanyak itu, tersebar di 17 kecamatan. ''Dengan demikian, sampai sekarang ini baru sekitar sepertiga desa kategori rawan kekeringan yang memang sudah benar-benar mengalami kekeringan,'' katanya.

Pada kemarau 2018, Ariono menyebutkan, ada sebanyak 32 desa yang terdampak kekeringan. ''Untuk tahun 2019 ini, kami belum bisa memastikan akan ada berapa desa yang terdampak, karena puncak kemarau baru akan berlangsung September,'' katanya.

Meski demikian dia menyebutkan, untuk 2019, Pemkab Banyumas mengalokasikan anggaran bantuan air bersih yang cukup besar. Anggaran tersebut dapat digunakan untuk melakukan droping air bersih sebanyak 1.000 tangki.

''Dengan demikian, hingga saat ini baru sekitar sepertiga dari alokasi anggaran yang sudah dipergunakan. Semoga anggaran ini bisa mencukupi kebutuhan droping air bersih yang akan dilakukan hingga akhir kemarau,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement