REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depo mass rapit transit (MRT) fase II dipastikan berada di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Anggaran pembangunan MRT fase II pun sudah disetujui DPRD DKI Jakarta sebesar Rp 22,5 triliun.
"Iya (depo jadi di Kampung Bandan), seperti rencana awal. Tidak ada penambahan anggaran juga. Sesuai dengan persetujuan DPRD untuk fase II Rp 22,5 triliun," kata Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/8).
Sebelumnya, depo MRT sempat diusulkan pindah ke Ancol Timur. Hal tersebut ditentang DPRD DKI, karena menyebankan anggaran membengkak.
Dari rute awal yang memiliki panjang 8,3 kilometer(km), jika dipindahkan maka rute semakin panjang menjadi 14,6 km. Imbasnya, anggaran juga bertambah menjadi Rp 11,7 triliun.
Alasan pemindahan dikarenakan lahan milik PT KAI tersebut sudah disewakan kepada pihak lain sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk depo MRT.
Saat dihubungi Republika.co.id, humas PT KAI Agus Komarudin, belum bisa memberikan kejelasan terkait lahan tersebut. Selain sebagai depo MRT, lahan di Kampung Bandan juga akan dimanfaatkan sebagai kawasan transit oriented development (TOD). PT MRT selaku pihak yang menjadi operator dan pemilik manfaat lahan komersial akan membangun pemukiman disana.
"Kami juga sudah mengajukan surat ke Gubernur (DKI) sebagai operator utama untuk mengelola TOD Kampung Bandan," kata Tubagus.
PT MRT mendapatkan mandat untuk membangun, mengoperasikan, memelihara dan mengembangkan bisnis di kawasan area stasiun. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2008.
Namun sampai saat ini PT MRT belum ada rencana detil untuk TOD Kampung Bandan. "Kalau untuk Kampung Bandan belum, kita lagi masterplan untuk TOD fase I," ucap Tubagus.
Saat ini PT MRT sedang merampungkan fase I rute Blok M-Bunderan HI. Setelah itu untuk fase II direncakan akan mulai pembangunannya pada tahun 2018. Dan diperkiran selesai oada 2022.