REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ada kemungkinan ujung dari pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto berhubungan dengan bagaimana memperkuat roh Koalisi Merah Putih (KMP) jelang Pilpres 2019.
Pertarungan kontestasi elektoral Pilpres 2019 juga diramalkan bisa kembali bertumpu pada dua kutub polaritas kekuasaan.
"Sudah ada spekulasi dan tafsir liar makna dibalik pertemuan tersebut. Sinyal bergabungnya koalisi Gerindra dengan Demokrat yang bakal mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Cawapres," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (27/7).
Pangi mengatakan, dirinya tak bisa memungkiri ujung cerita di balik pertemuan tokoh negarawan tersebut adalah bagaimana memperkuat kembali roh KMP menjelang Pilpres 2019. Menurut dia, pertarungan pada Pilpres 2019 masih memungkinkan terjadi lagi antara kekuatan politik KMP dengan poros Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"KMP terdiri dari Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat. KIH terdiri dari PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, dan PKB," jelas dia.
Meski begitu, lanjut dia, polaritas koalisi pada Pilpres 2019 mendatang akan sangat ditentukan dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Apakah MK menolak atau menerima judicial review (JR) presidential treshold (PT) RUU Pemilu
"Kalau nanti PT tetap 20 persen kursi DPR dan 25 persen suara sah nasional, maka kemungkinan maksimal hanya bakal ada tiga sampai dua calon Capres dan Cawapres. Sangat memungkinkan peluang pertarungan peta politik KMP dan KIH akan kembali terulang," tambah dia.
Sebelumnya, Prabowo SBY dijadwalkan bertemu hari ini, Kamis (27/7). Pertemuan tersebut rencananya dilaksanaman di kediaman SBY di Cikeas.