Selasa 27 Jun 2017 22:13 WIB

Pascaserangan, Polda Sumut Berlakukan Maximum Security

Rep: Issha Harruma/ Red: Bayu Hermawan
Kapolda Sumatra Utara Irjen Rycko Amelza Dahniel
Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Kapolda Sumatra Utara Irjen Rycko Amelza Dahniel

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polda Sumatera Utara memberlakukan sistem keamanan maksimal atau maximum security terhadap seluruh markas kepolisian. Hal ini untuk mengantisipasi adanya aksi lanjutan yang dilakukan kelompok radikal di Mapolda Sumut, Ahad (25/6).

Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, upaya antisipasi tersebut dilakukan karena para pelaku memang menjadikan polisi dan markas kepolisian sebagai sasaran.

"Sistem pengamanan yang dilakukan saat personel di lapangan, kemudian terhadap Mapolda, markas-markas kepolisian, pos-pos polisi, serta asrama polisi, telah diberlakukan sistem pertahanan maximum security," kata Rycko Mako Brimob Polda Sumut, Selasa (27/6).

Menurut Rycko, maximum security yang diberlakukan tidak hanya sekedar menambah jumlah personel yang bersiaga. Penambahan, lanjutnya, juga dilakukan terkait peralatan yang digunakan.

"Kami melakukan peningkatan pengamanan, baik dari segi jumlah (personel) dan peralatan yang digunakan," ujarnya.

Rycko mengatakan, peningkatan keamanan akan berlangsung hingga batas waktu yang belum ditentukan. Polda Sumut pun, lanjutnya, akan terus berbenah dan mememperbaiki diri dalam menghadapi setiap teror yang mungkin muncul.

"Kami akan terus melakukan evaluasi dan supervisi sistem keamanan yang ada di jajaran Polda Sumatera Utara," kata Rycko.

Seperti diketahui, dua orang bernama, SP dan AR menyerang pos penjagaan Mapolda Sumut, Ahad (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Keduanya sempat berkelahi dengan dua polisi yang berjaga.

Seorang polisi bernama Aiptu M Sigalingging tewas dengan sejumlah luka akibat senjata tajam. Sementara rekannya yang ikut berkelahi dengan pelaku, Brigadir E Ginting, dalam kondisi baik.

Polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni SP, AR, Hendri alias Boboy, dan FPY. SP dan AR berperan sebagai pelaku penyerangan di Mapolda Sumut.

Boboy bertugas melakukan survei dan pemetaan tentang lokasi Polda Sumut. Sementara FPY merencanakan penyerangan tersebut.

AR kemudian ditembak mati oleh polisi saat penyerangan terjadi. Sementara SP ditembak di bagian paha dan masih dalam perawatan hingga sekarang.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement