Rabu 21 Jun 2017 21:51 WIB

Soal Rekonsiliasi Rizieq, Kapolda: Jangan Meng-'emas'-kan Diri

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan Rizieq Shihab jangan menganggap dirinya spesial dengan meminta rekonsiliasi terhadap pemerintah. Rekonsiliasi tidak mungkin dilakukan.

"Coba, rekonsiliasi itu apa? Mana bisa rekonsiliasi dengan pemerintah. Siapa dia? Caranya bagaimana? Tidak bisalah. Jadi, jangan meng-'emas'-kan diri," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (21/6) malam.

Iriawan mengatakan, semua orang sama di mata hukum. "Tidak bisa, nanti ada standar ganda, polisi gak bisa gitu. Apa bedanya dengan yang lain," ujar dia menambahkan.

Karena itu, Iriawan menyatakan, Rizieq harus menghadapi kasus hukum yang menjeratnya. Dia pun meminta pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu segera pulang dan membuktikan sesuai proses hukum yang berlaku.

"Yang jelas saya katakan beliau itu jantan. Kita tau kejantanannya beliau. Saya yakin beliau pulang," kata dia.

Sebuah rekaman sambutan Habib Rizieq Shihab di Tanah Suci yang diputarkan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam rekaman itu, Rizieq menyatakan upaya rekonsiliasi pada pemerintah. Menurut Rizieq, jika usulan itu selalu gagal dan ditolak maka tidak ada kata lain selain memberi perlawanan.

"Sekarang pilihannya ada di tangan pemerintah, mau rekonsiliasi atau revolusi," ujar Rizieq dalam rekaman itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement