Sabtu 06 May 2017 02:07 WIB

Polisi Disebut Seperti Asal Menjawab Soal Teror Novel-Jazuli

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
Penyidik KPK Novel Baswedan menjalani perawatan. (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Penyidik KPK Novel Baswedan menjalani perawatan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar memandang, pernyataan polisi kurang terarah saat memberikan pernyataan terkait kasus-kasus teror yang menimpa Penyidik Senior pada KPK Novel Baswedan, dan juga politikus PKS Jazuli Juwaini. Bahkan, menurutnya, pernyataan polisi tersebut terkesan asal menjawab.

"Pernyataan polisi yang disampaikan selama ini (dalam kasus Novel Baswedan dan Jazuli) kurang terarah. Bahkan, seperti asal menjawab saja," kata Bambang saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/5).

Bambang berpendapat, pernyataan polisi yang terkesan asal-asalan tersebut harus diubah. Menurutnya, polisi harus objektif dalam memandang dan menyelesaikan kasus tersebut secara benar.

"Jangan seperti menghadapi kasus Tama Langkun dari ICW yang hingga kini belum terungkap. Hal sepertin ini akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi kepolisian di Indonesia," kata Bambang.

Seperti diketahui, serangkaian teror akhir-akhir ini terjadi dan menjadi isu nasional. Teror pertama menimpa penyidik senior pada KPK Novel Baswedan yang disiram air keras oleh dua pria tak dikenal.

Terakhir, teror menimpa Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, dimana rumahnya ditembak orang tak dikenal. Namun begitu, hingga saat ini polisi belum mampu mengungkap pelaku dan motif di balik teror yang dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement