Senin 16 Jun 2025 17:29 WIB

Disingkirkan Era Firli, Novel Baswedan Cs Kini Jadi Satgassus Penerimaan Negara, KPK Mau Kolaborasi

Novel Baswedan cs disingkirkan melalui tes wawasan kebangsaan di era Firli Bahuri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan besama Koalisi Masysrakat Sipil Anti Korupsi menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan besama Koalisi Masysrakat Sipil Anti Korupsi menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka pintu kolaborasi dengan para mantan pegawainya yang kini tergabung dalam Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara Bentukan Polri. Eks penyidik KPK Novel Baswedan termasuk yang masuk dalam susunan Satgassus itu.

KPK tak mempersoalkan kerja sama dengan para mantan pegawainya yang tersingkir akibat tes wawasan kebangsaan di era Firli Bahuri itu. KPK justru menganggapnya peluang kolaborasi.

Baca Juga

"Oleh karena itu, terbuka peluang sinergi dan kolaborasi ke depannya," kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan, Senin (16/6/2025).

KPK berharap kolaborasi dengan Satgassus bisa melahirkan hasil positif. Dengan demikian, nantinya kerja Satgassus dapat bermanfaat bagi publik.

"Sehingga upaya pencegahan korupsi maupun optimalisasi penerimaan negara sama-sama berjalan lebih efektif dan memberikan dampak baik yang nyata," ujar Budi.

KPK juga mendukung penunjukan Novel Baswedan sebagai Wakil Kepala Satgassus optimalisasi penerimaan negara. KPK memandang optimalisasi penerimaan negara berhubungan dengan pemberantasan korupsi.

"Tentunya upaya optimalisasi penerimaan negara dengan pemberantasan korupsi sangat erat kaitannya," ucap Budi.

KPK meyakini sumber-sumber penerimaan negara yang dikelola dengan baik, transparan, akuntabel, akan menutup kebocoran-kebocoran. Hal itu juga menutup celah munculnya korupsi.

"Alhasil pendapatan yang masuk ke kas negara menjadi lebih optimal," ujar Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement