Rabu 12 Apr 2017 11:08 WIB

Penundaan Tuntutan ke Ahok dan Teror ke Novel Wajah Buruk Hukum Indonesia

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Foto: pribadi
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan keprihatinan terhadap buruknya wajah hukum di Indonesia atas dua peristiwa yang terjadi pada Selasa (11/4) kemarin. Dua wajah buruk hukum di Indonesia tersebut, yaitu tunduknya hukum atas intervensi kekuasaan dengan penundaan pembacaan tuntutan di sidang Ahok dan teror kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Kita disuguhkan dengan dua peristiwa yang menunjukkan buruknya wajah hukum kita. Pertama, tunduknya hukum atas intervensi kekuasaan dengan ditundanya pembacaan tuntutan terhadap Ahok pada sidang kasus penistaan agama. Kedua, peristiwa teror terhadap aparat penegak hukum, dengan disiramnya Novel Baswedan dengan air keras," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (12/4).

Menurut Doli, Novel telah dikenal publik sebagai penyidik KPK yang memiliki keberanian, objektif, dan profesional  dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum. Namun, kini ia menjadi korban dari orang-orang yang tentu tidak suka dengan sepak terjangnya memberantas korupsi.

"Sulit untuk tidak bisa disimpulkan bahwa kejadian yang menimpa Novel itu pasti erat kaitannya dengan pengungkapan kasus-kasus besar mega skandal korupsi yang sedang ditangani KPK hari-hari terakhir ini," ujarnya.

Apalagi, kata dia, beberapa kasus juga diduga melibatkan elite atau orang-orang penting di negara ini. Memang cukup aneh, kata dia, dengan mudahnya orang bisa menyentuh dan menyerang seorang aparat penegak hukum.

Apakah mudahnya teror kepada penegak hukum, lanjut dia, menjadi sebuah bukti rapuhnya sistem keamanan negara ini. Sebab, kata dia, jangankan masyarakat biasa, penegak hukum saja bisa diserang dengan mudahnya.

Atau, ia khawatir teror kepada Novel ini bagian dari konspirasi politik pihak-pihak tertentu, sehingga orang punya keberanian untuk melakukan tindakan keji itu kepada penyidik KPK. Namun, apa pun alasan, latar belakang, motif, serta siapa pun itu semuanya tidak bisa diterima. Menurut dia, kasus Novel ini harus diusut tuntas, dicari pelaku dan aktor intelektual di belakangnya bila memang ada.

"Kami Generasi Muda Partai Golkar terus mendukung sikap, langkah, dan keberanian Novel Baswedan dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kita doakan semoga Novel cepat sembuh, pulih, dan segera bertugas kembali," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement