REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Selasa (29/11) menyerahkan santunan kepada korban jatuhnya pesawat Super Tucano TT 1308 milik TNI AU. Santunan sebesar Rp 800 juta itu diterima oleh suami korban Erna yakni Mudjiyanto. Sebelumnya TNI AU telah memberi ganti rugi rumah dan tanah kepada keluarga korban senilai Rp 700 juta. Dengan demikian total santunan yang diterima keluarga korban mencapai Rp 1,5 miliar.
Penyerahan santunan diwakili oleh staf Bidang Kesra Pemprov Jatim didampingi perwakilan dari Lanud Abdulrachman Saleh. Pada 10 Februari silam sebuah pesawat Super Tucano TT 1308 jatuh di Jalan LA Sucipto Kecamatan Blimbing Kota Malang dan menimpa kawasan padat penduduk.
Empat orang meninggal dalam insiden ini. Mereka adalah pilot Mayor Pnb Ivy Safatillah, teknisi pesawat Serma Syaiful Arif Rakhman, serta dua warga sipil yakni Nuk Kholis dan Erna Wahyuningtyas.
Kepala Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh Mayor Sus Hamdi Londong Allo menjelaskan TNI AU telah membeli tanah yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat sebagai salah satu bentuk ganti rugi. Tanah tersebut kini diwakafkan kepada warga setempat dan diusulkan dibangun monumen peringatan.
"Namun keputusan membangun monumen itu masih akan didiskusikan dengan keluarga korban mengingat mereka masih trauma dengan kecelakaan pesawat," kata Londong pada Selasa (29/11) di Malang.
Sejak kejadian naas yang merenggut nyawa istri dan meluluhlantakkan rumahnya, Mudjiyanto tinggal di rumah kontrakan. Ia mengontrak tak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat. Menurut Mudjiyanto uang santunan akan ia gunakan untuk membangun tempat tinggal yang baru. "Santunan yang saya terima lebih dari cukup, sekarang saatnya membangun rumah baru kemungkinan di luar Kecamatan Blimbing," ungkapnya.