Ahad 03 Aug 2025 16:58 WIB

Kesaksian Warga: Pesawat Marsma Fajar Oleng Sejak Awal

Pesawat dalam misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.

Prajurit TNI AU mengevakuasi bangkai pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 yang jatuh di perkebunan warga, TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/8/2025). Pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB ditemukan jatuh di sekitar TPU tersebut yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka berat dan dibawa ke RSAU dr. M. Hassan Toto, Bogor.
Foto: ANTARA FOTO/Fadli
Prajurit TNI AU mengevakuasi bangkai pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 yang jatuh di perkebunan warga, TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/8/2025). Pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB ditemukan jatuh di sekitar TPU tersebut yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka berat dan dibawa ke RSAU dr. M. Hassan Toto, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Seorang petugas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyaksikan langsung jatuhnya pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang menewaskan Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto pada Ahad (3/8/2025).

Menurut petugas bernama Hidayat, pesawat tampak tidak stabil sejak pertama kali terlihat dari udara. Ia menyebut pesawat sudah oleng sebelum akhirnya jatuh di sekitar kompleks TPU.

Baca Juga

“Pesawatnya dari Benteng sudah oleng, hampir jatuh. Cuma dia muter ke sana, terus jatuh di sini juga. Sepertinya lagi cari lokasi buat turun,” kata Hidayat di Ciampea.

Pesawat jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 itu diketahui lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB untuk misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat kehilangan kontak dan ditemukan jatuh di wilayah Ciampea.

Hidayat menuturkan bahwa dua orang awak pesawat langsung dievakuasi oleh petugas medis. Salah satu diantaranya dinyatakan meninggal di lokasi.

“Dua orang, satu katanya pelatih, satu lagi yang belajar. Yang satu katanya meninggal di tempat, yang satu lagi matanya kena. Dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Ia juga memastikan tidak terdengar suara ledakan saat pesawat menghantam tanah.

Enggak sempat meledak. Langsung nyusruk, langsung tewas memang. Dari sana juga udah oleng, kejadiannya di sini,” katanya.

TNI AU mengonfirmasi bahwa korban jiwa dalam insiden tersebut adalah Marsma TNI Fajar Adriyanto, seorang penerbang tempur F-16 lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992. Beliau tengah menjalankan misi latihan rutin dalam kapasitas sebagai pilot.

Satu awak lainnya, Roni, dilaporkan selamat dan kini dalam penanganan medis. Lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan oleh aparat gabungan TNI AU dan unsur terkait, sementara jenazah Marsma TNI Fajar disemayamkan di RSAU dr. M. Hassan Toto Lanud Atang Sendjaja.

TNI AU menyatakan duka mendalam atas kepergian salah satu putra terbaiknya, dan menyebut pengabdian Marsma Fajar akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.

photo
Petugas Basarnas bersama prajurit TNI AU berusaha mengevakuasi bangkai pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 yang jatuh di perkebunan warga, TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/8/2025). Pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB ditemukan jatuh di sekitar TPU tersebut dan menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka berat dan dibawa ke RSAU dr. M. Hassan Toto, Bogor. - (ANTARA FOTO/Fadli)

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement