Ahad 30 Oct 2016 22:34 WIB

Potret Jakarta Saat Ini Menurut Agus Yudhoyono

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Angga Indrawan
Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan, potret Jakarta saat ini masih belum bebas dari masalah. Salah satunya adalah permasalahan ekonomi, di mana dalam dua tahun terakhir ini mengalami penurunan.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi saat ini melambat, kemiskinan meningkat, daya beli rakyat menurun dan pengangguran pun juga meningkat. Akibatnya, pasar dan tempat-tempat pembelanjaan menjadi makin sepi.

"Kalau masyarakat datang, tetapi yang benar-benar berbelanja jauh lebih sedikit. Akibatnya, kehidupan rakyat, utamanya golongan miskin dan kurang mampu menjadi sulit," kata Agus saat menyampaikan pidato politiknya di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (30/10).

Selain itu, permasalahan yang ada saat ini adalah sulitnya mendapatkan lapangan kerja. Ini nerdampak pada penghasilan masyarakat yang menjadi sangat sulit. "Saudara-saudara kita yang tak beruntung itu banyak yang mulai putus asa dam kehilangan harapan," ucap Agus.

Selain itu, kesejahteraan rakyat Jakarta, utamanya pendidikan dan kesehatan masih menghadapi tantangan. Begitu pun kasus kekurangan gizi dan nutrisi, utamanya anak balita, juga masih dialami banyak keluarga.

"Kondisi ini tentu sangat mengganggu perkembangan anak untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat, cerdas dan berkualitas," terang Agus.

Jakarta juga menurutnya, masih menghadapi permasalahan sosial yang serius. Kerasnya kehidupan, kemiskinan di masyarakat bawah perkotaan, migrasi dari luar Jakarta yang terus berlangsung, serta ketimpangan yang lebar antara yang kaya dengan yang miskin membikin hawa sosial Jakarta panas yang setiap saat bisa menjadi benturan sosial.

Selain itu, keamanan di Jakarta juga tergolong sangat buruk. Dari 50 kota di dunia, Jakarta dinilai sebagai kota yang paling tidak aman. Jakarta bukan hanya dihantui oleh kejahatan jalanan, kekerasan horizontal, serta kejahatan narkoba, tetapi juga, masih rawan terhadap aksi-aksi terorisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement