REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono mengisahkan saat dirinya mengunjungi kawasan Luar Batang di kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Salah satu titik perlawanan terhadap penjajah Belanda itu, menurutnya kini dianggap sebagian masyarakat sebagai salah satu titik perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesenjangan sosial.
Itu tak lain karena sebagian masyarakat di sana merasa diperlakukan diskriminatif setelah dilakukannya penggusuran. "Kini, sebagian masyarakat menempatkan Luar Batang sebagai salah satu titik perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesenjangan sosial," kata Agus saat menyampaikan pidato politiknya di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (30/10).
Ketika Agus berjalan menuju Masjid Luar Batang untuk menunaikan Shalat Jumat dan melintasi pemukiman padat penduduk, tiba-tiba, seorang ibu separuh baya meraih dan lalu menggenggam tangannya. Ibu tersebut meminta keadilan karena merasa diperlakukan tidak adil. Itu tak lain karena dia cemas permukimannya akan digusur dengan alasan penataan lingkungan.
"Dia mengatakan “Saya tidak menyangka, ada calon gubernur yang datang ke sini. Tolong kami pak, kami butuh keadilan. Jangan lupakan kami,” ucap Agus memperagakan permintaan ibu tersebut.
Malam harinya, kata Agus, tatapan dan amanat ibu itu terus bergetar dalam ingatannya. Kemudian dia kembali mengingat memori detik-detik peristiwa pengambilan keputusan untuk ikut dalam Pilkada DKI dan meninggalkan karirnya di dunia militer.
"Keluar dari zona nyaman dengan mengakhiri ikatan dinas di TNI dan ikut dalam pemilihan Gubernur, menjadi sebuah keputusan besar dan tidak mudah dalam perjalanan hidup saya," terang Agus.
Akan tetapi, pertemuan dengan Ibu warga Luar Batang tersebut, menurutnya telah memperteguh keyakinan diri dengan keputusan yang telah diambilnya. Agus swmakin yakin, keputusannya untuk mengakhiri ikatan dinas di TNI dan maju sebagai Calon Gubernur DKI, sebagai sebuah panggilan tugas suci.
"Untuk membela hak-hak warga yang tertindas dan diperlakukan tidak adil seperti yang dialami warga Luar Batang, serta untuk pembangunan kemashlahatan seluruh umat yang lebih besar, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongan," tutur Agus.