Ahad 11 Sep 2016 19:57 WIB

Langkah PKS Ajukan Cawagub Bisa Memecah Koalisi Kekeluargaan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
 Ketua Lingkar Madani (LIMA) Ray RAngkuti (kanan)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Lingkar Madani (LIMA) Ray RAngkuti (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ngotot mendorong bakal calon wakil gubernurnya sendiri untuk maju bersama Sandiaga Uno akan mendatangkan efek negatif.

Menurut Ray, bakal calon pasangan tersebut hanya akan berpotensi memecahkan koalisi kekeluargaan yang mereka bangun sebelumnya. Terlebih, kesepakatan untuk memasangkan Sandiaga Uno dan calon PKS tersebut bukan kesepakatan bersama antara anggota koalisi.

"Kebijakan ini dengan sendirinya amat berpotensi membuat partai lain merasa dilangkahi," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (11/9).

Menurut dia, jika PKS bisa membentuk pasangan calon sendiri, calon lain pun dapat melakukan hal sama. Namun di satu sisi, apabila koalisi kekeluargaan ini mendorong calon wakil gubernur dari non-partai, maka akan dengan sendirinya memberi gambaran koalisi tersebut benar-benar krisis kader.

"Bahkan untuk menempatkan calon wakil gubernur saja harus didapatkan dari luar, padahal popularitas dan elektabilitas yang akan diusung tak lebih unggul dari calon yang misalnya didorong dari dalam partai," jelas Ray.

Dalam koalisi kekeluargaan terdapat banyak partai. Menurut dia, aneh apabila mereka tak mampu menyodorkan kader sendiri untuk maju. Di sinilah persoalannya. Bila mencalonkan sendiri, maka berpotensial tidak ada kata sepakat di antara anggota koalisi. Sebaliknya, kalau mencalonkan dari luar partai, akan terasa memilukan.

"Sedemikian parahkah proses kaderisasi di partai-partai dalam koalisi kekeluargaan hingga mendapatkan calon wakil gubernur dari lingkungan partai mereka sendiri pun tak bisa," ujar Ray.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement