Sabtu 23 Jul 2016 18:09 WIB

Cara TNI Tangkap Istri Santoso: Kesatria dan Beretika

Red: Ilham
Satgas operasi Tinombala
Foto: ANTARA
Satgas operasi Tinombala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis terorisme dan intelijen, Ridlwan Habib menilai sikap TNI elegan dan beretika ketika menangkap Umi Delima, istri gembong teroris Poso, Santoso. TNI tidak melukai wanita yang bernama alias Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga.

"Ini sikap kesatria dan beretika. TNI menunjukkan sikap yang baik bahwa buronan tak bersenjata tidak boleh disakiti," ujar Ridlwan, Sabtu (23/7).

Ridlwan menilai, dalam etika peperangan, sikap TNI ini sangat elegan dan proporsional. Pada Sabtu pagi, Delima ditangkap Satuan Raider 515 Kostrad yang merupakan bagian dari Satgas Tinombala. Delima diringkus di hutan Tambarana, Poso.

"Salut untuk Kostrad, karena istri Santoso bukan 'kombatan'. Dia sebenarnya juga korban, dia terjebak dalam situasi yang sulit dan putus asa, sehingga wajar kalau memilih keluar ke pinggiran hutan," kata Ridlwan.

Alumni S-2 Intelijen Universitas Indonesia itu menduga setelah tertangkapnya istri Santoso, 16 anggota Santoso yang lain akan segera menyerahkan diri. Satgas Tinombala tidak boleh melukai jika pengikut Santoso menyerahkan diri.

Sementara itu, terkait penangkapan Delima, Ridlwan mengusulkan agar pengawalan Delima diserahkan pada anggota polisi wanita atau anggota korps wanita angkatan darat. "Bagaimanapun dia Muslimah, alangkah baiknya dikawal petugas wanita. Hal ini juga akan mengurangi resistensi dan kebencian dari simpatisan kelompok ini di luar Poso, sebab saat ini di sosial media sudah muncul glorifikasi, upaya menyanjung Santoso dan kelompoknya, jangan diberi amunisi baru," ujar Ridlwan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement