REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 19 bangunan warga dan fasilitas umum rusak akibat gempa berkekuatan 6,6 skala Richter yang mengguncang Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (8/6) pukul 02.15 WIB.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjabarkan 18 rumah warga rusak dan satu gereja rusak akibat guncangan gempa.
"Info dari Camat Batang Dua, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara dilaporkan bahwa di Kelurahan Mayau terdapat tiga rumah rusak berat. Di Kelurahan Kelewi satu rumah rusak berat dan 14 rumah rusak ringan, satu bangunan gereja di Tifure rusak ringan," papar Sutopo.
Dia menjelaskan Kelurahan Mayau berada di Pulau Mayau yang merupakan pulau kecil berlokasi paling dekat dengan pusat gempa bumi di Laut Maluku.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika gempa bumi terjadi pada lokasi 1,35 Lintang Utara (LU) dan 126,41 Bujur Timur (BT). Gempa berada pada 124 kilometer Barat Laut Ternate dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi mengatakan hasil monitoring selama satu jam telah terjadi gempa bumi susulan sebanyak dua kali dengan kekuatan terbesar 4.3 magnitudo.
Selain itu gempa tersebut juga tidak menimbulkan potensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi tektonik dengan hiposenter dangkal. Letak episenter gempa bumi menunjukkan bahwa pusat gempa yang terjadi berasosiasi dengan zona akumulasi tegangan akibat aktivitas penekanan (kompresi) lempeng tektonik.