REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan aktivitas deformasi batuan lempeng laut Maluku menjadi pemicu getaran gempa bumi di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Ahad (2/6/2024) sore. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Ahad, mengatakan jenis gempa tersebut adalah gempa tektonik menengah yang bermagnitudo 5,1 dan berpusat di laut dengan kedalaman 222 kilometer pada jarak 30 kilometer arah barat daya dari Pulau Doi, Maluku Utara.
Selain Kota Jailolo, dampak getaran juga dirasakan beberapa saat di Loloda Kepulauan, Kota Tobelo (skala intensitas III - IV MMI) hingga Kota Daruba, Ternate, dan Tidore (skala intensitas II- III MMI). Berdasarkan hasil analisis seismologist tim Indonesian Tsunami Early Warning System BMKG mendapati gempa itu terjadi adanya mekanisme pergerakan naik (thrust fault) batuan dalam lempeng Maluku.
Namun, ia menyatakan gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan BMKG belum menerima laporan kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. "Begitupun hingga pukul 16.35 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," kata dia.
BMKG mengharapkan masyarakat untuk bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, selain hasil analisa oleh BMKG. Hasil analisis tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.