REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata sebanyak 3.696 jiwa menjadi korban langsung banjir yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu dalam beberapa hari terakhir. Jumlah korban tersebut berasal dari Kecamatan Rambah, yang merupakan wilayah terparah terdampak banjir.
Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Daerah lain masih dalam pendataan karena fokus penanganan darurat saat ini adalah evakuasi masyarakat. "Data sementara, terdapat 1.050 unit rumah yang terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Sebanyak 3.696 jiwa terdampak langsung karena rumahnya terendam banjir di Kec Rambah," kata dia, Senin (8/1).
Daerah yang parah terendam banjir adalah Desa Babussalam, Desa Koto Tinggi, dan Desa Pamatang Berangan. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD Rokan Hulu. Diungkapkan dia, Hujan deras yang merata di Sumatera Barat dan sebagian Barat wilayah Riau telah menyebabkan bencana banjir dan longsor.
Sungai Rokan, Sungai Muara Bandar, Sungai Palis, dan Sungai Batang Lubuh meluap sehingga menyebabkan banjir meluas Kecamatan Rokan IV Koto, Kec Pagaran Tapah Darussalam, dan Kec Rambah. Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rokan Hulu bersama TNI, Polri, PMI, Basarnas, relawan dan masyarakat bersama-sama memberikan bantuan kepada korban banjir.
Namun, keterbatasan personil dan peralatan menyebabkan evakuasi dan distribusi bantuan belum dapat dilakukan menyeluruh. Saat ini petugas fokus pada evakuasi masyarakat yang terjebak banjir di pedalaman dengan jarak tempuh hingga 5 km yang hanya dapat ditempuh dengan speed boat kecil.
"Sudah lebih dari 40 kali trip evakuasi berlangsung di pedalaman," ujarnya. Basarnas Pekanbaru mengirimkan bantuan speed boat untuk membantu evakuasi. Posko darurat dan dapur umum telah didirikan. Sementara itu, pintu PLTA Koto Panjang telah dibuka karena besarnya debit banjir yang masuk dalam waduk. Kondisi ini perlu diantisipasi adanya banjir kiriman di Kab Kampar, Riau. Tinggi muka air Sungai Kampar telah naik 60-120 cm.