REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung menuai protes meski sudah diresmikan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pekan lalu.
Jokowi pun akhirnya memberikan pernyataan terkait protes yang berkembang. Ia menekankan, kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan bagian dari rencana besar untuk menghubungkan kota-kota besar.
"Kereta cepat Jakarta-Bandung adalah bagian dari rencana besar kita menghubungkan kota-kota besar di Jawa dan luar Jawa -Jkw," katanya lewat akun Twitter pribadinya, @jokowi, pada Kamis (28/1).
Ia juga mengatakan, kereta api cepat merupakan masa depan transportasi. Masyarakat Indonesia, terutama yang penduduknya padat, harus beralih pada transportasi murah tersebut.
"Kereta api masa depan transportasi massal kita. Kota-kota yang padat penduduknya harus sudah menggunakan moda transportasi ini -Jkw," katanya.
Sebelumnya, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra mengkritisi proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang pekan lalu diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yusril menyebutnya sebagai proyek grasa-grusu alias terburu-buru.
Hal tersebut ditunjukkan Yusril dengan penulisan prasasti yang ganjil. Dalam prasasti tersebut, ada salah tulis dari kata "pembangunan" menjadi "pembagunan". Tak hanya itu, peletakan nama, tempat, dan tanggal pun dinilainya tak lazim.
"Proyek grasa-grusu, tulisan di prasasti pun terlihat aneh. Nama tempat & tanggal lazimnya diletakkan sebelum tanda tangan," katanya lewat akun Twitter pribadinya, @Yusrilihza_Mhd, yang dikutip Republika.co.id, Ahad (24/1).
Dalam cicitannya, ia mengkritisi sekaligus mengungkapkan kekhawatirannya terhadap proyek tersebut. Ia khawatir karena di balik cepatnya proyek tersebut dibangun, ada bayang-bayang utang puluhan triliun kepada Cina dan nasib BUMN yang menanganinya.
"4 BUMN ngutang ama Cina bentuk konsorsium bikin proyek ini. Kalo gagal, saham keempatnya bakal ditelen Cina," katanya.
(Baca juga: Yusril Sebut Kereta Cepat Sebagai Proyek Grasa-Grusu)